Fst.umsida.ac.id – Di tengah upaya pemerintah mengendalikan pencemaran udara akibat kendaraan bermotor, sebuah studi dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menyoroti korelasi signifikan antara umur kendaraan diesel dan tingkat emisi gas buang. Penelitian ini dilakukan oleh tim dari Teknik Mesin Umsida yang menguji kendaraan Mitsubishi L300 berbahan bakar solar produksi tahun 2017 hingga 2022.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendaraan dengan tahun produksi yang lebih lama cenderung menghasilkan emisi asap yang lebih tinggi dibandingkan kendaraan keluaran terbaru. Uji ANOVA yang digunakan dalam penelitian ini berhasil membuktikan adanya pengaruh signifikan usia kendaraan terhadap konsentrasi asap buang.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, khususnya kendaraan berbahan bakar diesel, yang berkontribusi besar terhadap pencemaran udara. Untuk itu, tim peneliti Umsida menilai pentingnya pemeliharaan berkala dan pembaruan teknologi bahan bakar agar emisi kendaraan tetap dalam batas aman.
Kendaraan Tua Jadi Sumber Emisi Dominan

Sebanyak 30 unit kendaraan Mitsubishi L300 diuji dalam studi ini, masing-masing dari tahun produksi 2017 hingga 2022. Dari pengujian yang dilakukan di UPT Pengujian Kendaraan Bermotor Kabupaten Sidoarjo, kendaraan tahun 2017 mencatatkan angka kepadatan asap tertinggi sebesar 68%. Sementara kendaraan tahun 2022 hanya mencatatkan 7%, menunjukkan selisih yang sangat signifikan dari sisi emisi gas buang.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dari 33 kendaraan yang diuji, tujuh unit dinyatakan tidak lolos uji emisi. Mayoritas kendaraan yang gagal berasal dari tahun produksi 2017 hingga 2019. Data ini diperkuat dengan hasil analisis statistik yang menunjukkan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,000 dalam uji ANOVA, menandakan bahwa setidaknya terdapat satu tahun produksi kendaraan yang secara signifikan berbeda terhadap emisi gas buang.
Selain itu, uji normalitas dan homogenitas data yang dilakukan menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan konsisten. Hal ini memperkuat keabsahan hasil uji statistik yang menunjukkan bahwa usia kendaraan sangat memengaruhi kepadatan asap yang dihasilkan. Faktor usia kendaraan erat kaitannya dengan keausan mesin, penurunan kinerja sistem pembakaran, serta potensi kerusakan komponen yang berdampak pada peningkatan emisi.
“Perbedaan emisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari kualitas pembakaran, kondisi mesin, hingga penggunaan bahan bakar dengan angka cetane rendah,” jelas Irfan Dwi Farilla, salah satu peneliti. Ia menambahkan bahwa pemilik kendaraan sering kali tidak menyadari bahwa penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai standar juga mempercepat kerusakan mesin dan meningkatkan tingkat polusi.
Pentingnya Perawatan dan Inovasi Teknologi

Hasil penelitian ini menggarisbawahi pentingnya kebijakan pengawasan emisi secara ketat, terutama untuk kendaraan niaga dan angkutan umum yang beroperasi dengan intensitas tinggi. Dalam konteks urbanisasi dan pertumbuhan populasi kendaraan, pencegahan polusi udara dari sektor transportasi menjadi krusial.
Ali Akbar, koordinator riset sekaligus dosen Teknik Mesin Umsida, menyebutkan bahwa selain perawatan berkala, salah satu solusi jangka panjang adalah mendorong penggunaan bahan bakar alternatif seperti biodiesel yang lebih ramah lingkungan. “Kami juga melihat perlunya edukasi kepada pemilik kendaraan tentang pentingnya menjaga sistem pembakaran dan injeksi agar tetap optimal,” ujarnya.
Inovasi teknologi juga menjadi poin penting dalam pengendalian emisi. Penggunaan teknologi Diesel Particulate Filter (DPF) yang mampu menyaring partikel berbahaya dari gas buang dapat menjadi solusi efektif. Namun, pemanfaatan teknologi ini perlu didukung oleh insentif dari pemerintah agar pemilik kendaraan bersedia melakukan retrofit pada kendaraan lama mereka.
Lebih lanjut, penelitian ini memberikan rekomendasi agar pemerintah daerah dan pusat meningkatkan integrasi antara data hasil uji emisi dan database perizinan kendaraan. Dengan cara ini, tindakan preventif seperti peremajaan armada angkutan atau subsidi retrofit teknologi filter emisi dapat diambil lebih akurat dan efektif.
Data sebagai Dasar Kebijakan Berkelanjutan
Dipublikasikan dalam Jurnal Terapan Teknik Mesin edisi April 2024, studi ini menegaskan bahwa umur kendaraan berperan penting dalam kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Pemerintah didorong untuk mengadopsi pendekatan berbasis data dalam merumuskan regulasi lingkungan transportasi.
Dengan pendekatan berbasis riset seperti ini, diharapkan Sidoarjo maupun daerah lain di Indonesia dapat melangkah menuju ekosistem transportasi yang lebih sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Selain itu, riset ini menjadi contoh nyata bagaimana perguruan tinggi dapat memberi kontribusi nyata dalam menyelesaikan persoalan lingkungan yang kompleks melalui pendekatan ilmiah dan solusi terapan.
Melalui sinergi antara akademisi, regulator, industri, dan masyarakat, diharapkan perubahan menuju kendaraan rendah emisi bukan hanya menjadi idealisme, melainkan menjadi langkah konkret untuk keberlanjutan hidup generasi mendatang.