Fst.umsida.ac.id – Alhamdulillah, gelar Guru Besar akhirnya diraih oleh Prof Dr Ir Sutarma MP di bidang Mikrobiologi Kesuburan dan Kesehatan Tanaman, sebuah pencapaian yang lahir dari perjuangan panjang, dedikasi tanpa henti, dan pengabdian mendalam kepada ilmu pengetahuan.
Baca Juga: Kolaborasi Inovatif : Dosen FST UMSIDA Kunjungi BRIN untuk Penelitian Fundamental Energi Terbarukan
Awal Perjuangan Prof Sutarman: Membangun Mimpi dari Keterbatasan
Lahir dan dibesarkan dalam keluarga sederhana, Prof Sutarman mengenyam pendidikan dari SD hingga SMA di sekolah negeri. Tahun 1984, dengan segala keterbatasan, ia melangkahkan kaki ke jenjang pendidikan tinggi. Cita-citanya sederhana menjadi guru agar segera bisa bekerja dan membantu keluarga. Namun, takdir membawanya ke Jurusan Ilmu Pertanian di Universitas Lampung.
“Awalnya saya berharap masuk ke pilihan kedua, tapi ternyata diterima di pilihan pertama. Sebagai anak dari keluarga miskin, saya berpikir keras bagaimana bertahan hidup,” kenangnya.
Meski penuh tantangan, minatnya pada Mikrobiologi yang tumbuh sejak SMA semakin menguat. Dengan tekad baja, ia menyelesaikan studinya dalam waktu 4 tahun, dari hanya 20 mahasiswa yang berhasil lulus tepat waktu dari angkatan sebanyak 200 orang.
Tantangan Karier: Antara Tanggung Jawab dan Cita-Cita
Setelah lulus pada tahun 1988, ia menjadi asisten dosen di sebuah perguruan tinggi swasta di Lampung. Namun, tanggung jawab keluarga memaksanya berpikir realistis. “Saat itu, penghasilan dosen tidak mencukupi untuk keluarga, apalagi orang tua saya sakit-sakitan,” ujar Prof Sutarman.
Ia kemudian bekerja di Jakarta, meski bukan keinginannya. Di sela kesibukan, ia melanjutkan S2 di Universitas Brawijaya. Ketika pekerjaannya terancam karena studinya, ia membuat keputusan berani: mengundurkan diri. Dengan semangat belajar yang tak pernah padam, ia membuka usaha kecil agar tetap bisa melanjutkan pendidikan.
Tahun 1998-2003, Prof Sutarman melanjutkan pendidikan S3 di IPB dengan beasiswa, sebuah periode di mana ia sudah menduduki posisi penting setara rektor di tempatnya bekerja. Namun, tanggung jawab kepada puluhan karyawannya kembali membawanya menunda mimpi menjadi Profesor.
Bergabung dengan Umsida: Titik Balik Menuju Puncak Karier
Ajakan dari almarhum Dekan Fakultas Pertanian membawa Prof Sutarman ke Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Awalnya, ia hanya bersedia menjadi dosen tidak tetap demi menjaga komitmen waktu antara bisnis dan akademik. “Saya tak ingin mengorbankan salah satunya,” tegasnya.
Namun, panggilan untuk berkontribusi lebih besar pada dunia pendidikan membuatnya akhirnya menjadi dosen tetap. Meski sempat mengalami kegagalan sertifikasi pada tahun 2011, Prof Sutarman pantang menyerah. Dengan konsistensi dan dedikasi, ia menjabat sebagai Kaprodi Teknik Pangan dan Agroteknologi selama 10 tahun dan kemudian menjadi Wakil Dekan.
Gelar Guru Besar: Akhir dari Penantian Panjang
Tahun 2023, setelah melewati proses yang panjang, Prof Dr Ir Sutarman MP resmi meraih gelar Guru Besar. Meski sempat tertunda selama satu tahun, pencapaian ini menjadi puncak dari dedikasi dan kerja kerasnya selama puluhan tahun.
Perjalanan hidup Prof Sutarman adalah inspirasi bagi siapa saja yang bermimpi besar. Berasal dari keluarga sederhana, ia membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk sukses. Dengan tekad kuat, kecintaan pada ilmu pengetahuan, dan keikhlasan dalam pengabdian, ia telah menjadi salah satu teladan terbaik dalam dunia pendidikan Indonesia.
Baca Juga: Generasi Peduli Pangan: Workshop Umsida Tingkatkan Kesadaran Konsumsi Halal dan Aman
Selamat atas diraihnya gelar Guru Besar Prof Dr Ir Sutarman MP,Semoga ilmu yang diberikan terus menginspirasi dan memberi manfaat bagi generasi penerus dan masyarakat luas.
Penulis: Ifa