Fst.umsida.ac.id – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) M. Nur Rifqi Baharis, mahasiswa dari Program Studi Informatika, sukses meraih medali perunggu dalam cabang olahraga Taekwondo kategori Kyorugi Senior Putra U-58 kg pada gelaran Pekan Olahraga Mahasiswa Provinsi (Pomprov) Jawa Timur ke-3.
Kejuaraan ini berlangsung pada 3 Juni 2025 di GOR Pertamina ITS, Surabaya, dan diikuti oleh puluhan atlet mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Timur.
Persiapan Panjang dan Disiplin yang Konsisten
Rifqi mengungkapkan bahwa keberhasilannya meraih podium bukan diraih secara instan. Sejak 1 April 2025, ia mulai menjalani program latihan intensif yang melibatkan berbagai aspek penting dalam persiapan atlet.
Salah satu tantangan utama yang ia hadapi adalah menurunkan berat badan dari 65 kg ke 58 kg demi masuk dalam kelas yang dipertandingkan.
Proses tersebut ia lalui dengan disiplin tinggi, mulai dari mengatur pola makan, melakukan latihan fisik intensif, hingga menjaga konsistensi latihan kardio dan daya tahan tubuh.
Selama dua bulan, Rifqi tercatat mengikuti 12 kali sesi latihan penuh, diselingi dengan aktivitas pribadi seperti lari setiap pagi, latihan teknik, dan menjaga kebugaran.
Ia juga menghindari hal-hal yang bisa mengganggu performa, seperti tidur larut malam atau konsumsi makanan sembarangan.
“Semua itu butuh pengorbanan. Tapi saya percaya, hasil tidak akan mengkhianati usaha,” ujar Rifqi saat diwawancarai usai pertandingan.
Tantangan Mental di Lapangan
Selain persiapan fisik, Rifqi menekankan bahwa mental merupakan aspek yang tak kalah penting dalam pertandingan. Ia menuturkan bahwa banyak atlet muda yang menghadapi rasa gugup atau tekanan saat menghadapi lawan di arena.
Untuk itu, ia selalu menyempatkan waktu bersama tim untuk saling menyemangati dan memberikan motivasi. “Biasanya kami membakar semangat dengan kata-kata positif sebelum tanding. Itu membantu menghilangkan rasa takut dan membuat lebih fokus,” jelasnya.
Faktor lain yang menjadi tantangan di lapangan adalah postur tubuh lawan yang lebih tinggi. Hal ini memerlukan strategi bertanding yang cermat agar dapat mengimbangi lawan. Rifqi pun terus belajar untuk menyesuaikan teknik dan memperbaiki taktik dalam setiap sesi latihan maupun pertandingan simulasi.
Filosofi Berprestasi: Mengubah Kesenangan Menjadi Kebanggaan
Di balik prestasi yang diraihnya, Rifqi memiliki motivasi sederhana namun kuat: menjadikan hal yang ia sukai sebagai sumber kebanggaan. Bagi Rifqi, olahraga bukan hanya sekadar hobi, tapi juga media untuk berkembang dan memperkuat karakter diri.
Ia percaya bahwa keseimbangan antara dunia akademik dan non-akademik adalah kunci kesuksesan sebagai mahasiswa. “Daripada waktu habis untuk hal yang tidak bermanfaat, lebih baik disalurkan ke hal yang kita suka dan bisa menghasilkan sesuatu yang membanggakan,” tuturnya.
Dengan raihan medali ini, Rifqi berharap bisa memberikan kontribusi positif untuk nama baik kampus, sekaligus memotivasi mahasiswa lain untuk tidak ragu menekuni bidang non-akademik yang disukai.
Harapan dan Regenerasi Atlet Umsida
Sebagai mahasiswa tingkat akhir, Rifqi menyadari bahwa pertandingan Pomprov ini menjadi ajang terakhirnya untuk mewakili Umsida sebagai atlet. Meski begitu, ia menaruh harapan besar terhadap regenerasi atlet bela diri, khususnya di cabang Taekwondo.
“Bagi teman-teman di UKM, terus semangat. Siapkan fisik, teknik, dan mental kalian lebih matang. Karena di lapangan, kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Jangan sampai kalah karena tidak siap. Dan saya yakin, akan ada atlet Umsida selanjutnya yang lebih hebat dari saya,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa kejuaraan bukan hanya soal menang atau kalah, melainkan tentang proses, komitmen, dan ketangguhan dalam menghadapi rintangan.
Baca Juga: Mahasiswa Teknik Mesin Umsida Raih Medali Perunggu Taekwondo di Pomprov III Jawa Timur 2025
Pesan Rifqi untuk Mahasiswa Umsida
Menutup perbincangan, Rifqi memberikan pesan motivasi kepada seluruh mahasiswa Umsida agar tidak menyerah dalam proses pencapaian tujuan. Menurutnya, setiap individu memiliki keistimewaan dan potensi masing-masing yang bisa dikembangkan asal dijalani dengan sungguh-sungguh.
“Tidak ada yang instan di dunia ini. Semua butuh proses. Mari kita seimbangkan dunia akademik dan non-akademik sesuai porsinya. Insyallah, kalian akan mendapatkan keduanya tanpa harus mengorbankan salah satunya,” pungkasnya.
Prestasi Rifqi menjadi bukti bahwa mahasiswa Umsida mampu bersaing di berbagai bidang, tidak hanya di ruang kelas, tapi juga di arena kompetisi. Semoga capaian ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkembang dan mengukir prestasi.
Penulis: Annifa Umma’yah Bassiroh