Fst.umsida.ac.id – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Dr Wiwik Sulistiyowati ST MT, dosen Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Umsida, berhasil meraih gelar doktor dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dalam bidang Rekayasa dan Manajemen Sistem Manufaktur.
Dalam wawancara bersama tim FST Umsida, Dr Wiwik mengungkapkan rasa syukur dan harunya setelah berhasil menyelesaikan studi doktoralnya. “Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dan speechless atas capaian ini. Menyelesaikan studi doktoral adalah perjalanan panjang penuh tantangan, namun juga memperkaya, baik secara intelektual maupun spiritual. Ridho Allah lah yang membuat saya dapat mencapai sampai tahap ini. Kelulusan ini juga saya persembahkan untuk ibu saya, harapan beliau untuk bisa melihat anaknya meraih pendidikan tertinggi akhirnya terwujud,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa perolehan gelar doktor ini bukan hanya menjadi pencapaian pribadi, namun juga membawa tanggung jawab besar untuk terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat luas.
Fokus Penelitian: Manajemen Risiko Proyek Peningkatan Kualitas
Dalam studi doktoralnya, Dr Wiwik mengangkat topik “Manajemen Risiko Proyek Peningkatan Kualitas”. Penelitian ini bertujuan mengembangkan kerangka kerja manajemen risiko pada proyek-proyek peningkatan kualitas di sektor manufaktur. Dengan menggabungkan pendekatan ISO 31000 dan siklus POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling), serta metode DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control), framework ini diharapkan mampu meminimalisir risiko kegagalan dan meningkatkan efisiensi serta kepuasan konsumen.
“Framework ini juga saya lengkapi dengan metode SEM-PLS dan Importance-Performance Analysis (IPA) untuk mengidentifikasi faktor-faktor kritis kesuksesan proyek peningkatan kualitas. Dengan demikian, pendekatan ini tidak hanya bersifat konseptual, tetapi juga praktis dan bisa langsung diterapkan dalam dunia industri maupun jasa,” jelasnya.
Motivasi dan Tantangan Selama Studi

Dr Wiwik menyatakan bahwa pilihannya untuk melanjutkan studi doktoral di bidang ini dilatarbelakangi oleh dua hal: kompetensi pribadi dan kesesuaian dengan fokus keilmuan Prodi Teknik Industri Umsida. “Bidang ini merupakan kompetensi utama saya, dan juga sejalan dengan kekuatan prodi kami, yaitu rekayasa sistem manufaktur. Tersedianya laboratorium yang memadai di Umsida juga menjadi modal kuat dalam pengembangan Catur Dharma Perguruan Tinggi,” ujarnya.
Namun, perjalanan meraih gelar doktor tidak lepas dari berbagai tantangan, mulai dari kondisi kesehatan, manajemen waktu, hingga persyaratan publikasi ilmiah. “Saya sempat didiagnosis diabetes, dan salah satu cara saya bertahan adalah menjaga kebahagiaan dan keseimbangan pikiran. Sejak Juni 2024 saya tidak lagi mengkonsumsi obat diabetes, hanya rutin minum cuka apel. Untuk manajemen waktu, saya buat time frame dan sangat terbantu oleh disiplin serta dukungan dari promotor saya,” tambahnya.
Ia juga membagikan moto pribadi yang membantunya menghadapi tantangan: DUITS — Doa, Usaha, Ikhlas, Tawakkal, dan Semangat.
Kontribusi untuk Umsida dan Dunia Industri
Gelar doktor yang diraihnya diharapkan dapat memperkuat kualitas sumber daya manusia di lingkungan Prodi Teknik Industri Umsida. Menurutnya, keberadaan dosen bergelar doktor menjadi salah satu indikator penting dalam peningkatan akreditasi dan kualitas pendidikan.
“Dengan beragam kompetensi dosen seperti Supply Chain Management, Ergonomi dan Sistem Kerja, hingga Sistem Produksi, kami bisa lebih maksimal dalam membimbing skripsi, merancang kurikulum, mengembangkan praktikum, serta meningkatkan kualitas riset dan pengabdian kepada masyarakat,” jelasnya.
Framework penelitian yang dikembangkannya juga dinilai sangat relevan dan aplikatif untuk diterapkan di industri. “Pendekatan ini bisa mendukung perbaikan berkelanjutan, efisiensi, serta daya saing industri nasional. Bahkan bisa juga diterapkan dalam bidang jasa,” tambahnya.
Baca Juga: Gandeng Perempuan Penggerak Aisyiyah NTT, Dosen Umsida Buat Inovasi Tea Compost Bag
Kolaborasi dan Harapan ke Depan
Dr Wiwik mengaku sangat terbuka untuk kolaborasi riset lintas bidang dan terus melibatkan mahasiswa dalam berbagai proyek penelitian. “Saya ingin mahasiswa tidak hanya berkembang secara akademik, tetapi juga memiliki soft skills melalui keterlibatan aktif dalam kegiatan riset maupun pengabdian yang menyentuh permasalahan nyata,” katanya.
Ia juga menyampaikan harapan besarnya untuk kemajuan Fakultas Sains dan Teknologi Umsida. “Saya berharap FST Umsida bisa menjadi pusat unggulan riset terapan dan inovasi teknologi, khususnya dalam mendukung industri 40 dan SDGs. Semoga ke depan semakin banyak kolaborasi dengan industri, publikasi bereputasi, serta prestasi mahasiswa, baik akademik maupun non-akademik,” harapnya.
Ucapan Terima Kasih

Menutup sesi wawancara, Dr Wiwik menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung perjalanannya meraih gelar doktor. “Terima kasih kepada Ibu Sri Sumirah, ibu saya tercinta, atas doa dan semangatnya. Juga kepada suami saya Febri Aris Susanto yang menjadi support system luar biasa. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Prof Mokh Suef dan Prof Moses Laksono Singgih sebagai promotor, serta para penguji Prof I Nyoman Pujawan, Ibu Putu Dana Karningsih PhD, Prof Eko Pudjianto, dan Prof Mashuri. Saya juga berterima kasih kepada LPDP RI yang telah mendanai studi ini, dan tentu saja kepada Umsida, tempat saya bertumbuh dan berkontribusi,” pungkasnya.
Penulis: Annifa Umma’yah Bassiroh