Fst.umsida.ac.id – Fakultas Sains dan Teknologi (FST) melalui prodi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) sukses menyelenggarakan workshop dengan tema “Pangan Halal dan Keamanan Pangan”. Acara ini berlangsung di Aula Kampus 2 Pada Senin (16/12/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya konsumsi pangan halal, aman, dan bergizi dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Energi Hijau: Sinergi UMSIDA dan BRIN dalam Penelitian Terbarukan
Urgensi Konsumsi Pangan Halal dan Aman
Dalam sesi utama, Syarifa Ramadhani STPMP, narasumber sekaligus praktisi di bidang pangan halal, menyampaikan bahwa halal dan aman merupakan prinsip penting dalam kehidupan umat manusia, khususnya umat Islam.
Pangan halal bukan hanya tentang label, tetapi juga mencakup proses produksi, distribusi, dan konsumsi yang menjunjung tinggi kebersihan, keamanan, serta aspek kesehatan.
“Halal bukan sekadar aturan agama, tapi juga menyangkut kualitas hidup. Makanan yang halal dan thoyib (baik) akan memengaruhi kesehatan fisik dan mental kita. Ini adalah isu fundamental yang wajib diperhatikan oleh setiap individu, terutama di era modern seperti sekarang,” ujar Syarifa dalam pemaparannya.
Pentingnya mengonsumsi pangan halal juga ditegaskan melalui ayat Al-Qur’an. Salah satunya adalah Surah Al-Baqarah ayat 168:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
Dalam workshop ini, peserta juga diperkenalkan pada konsep Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH) yang diatur melalui Keputusan Kepala BPJPH Nomor 20 Tahun 2023. Lima kriteria utama SJPH mencakup:
- Kebersihan produksi,
- Keamanan pangan,
- Bebas kontaminasi fisik, kimia, maupun mikrobiologi,
- Transparansi informasi produk melalui label,
- Proses halal dari hulu hingga hilir.
“Jika sistem ini diimplementasikan dengan baik, maka keamanan dan kehalalan pangan di Indonesia akan jauh lebih terjamin,” tambah Syarifa.
Fakta dan Tantangan di Lapangan
Dalam diskusi, Syarifa menyoroti beberapa fakta yang menunjukkan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap konsumsi pangan halal dan aman. Data yang dipaparkan menyebutkan bahwa:
- 30% masyarakat Indonesia belum memahami cara membaca label kemasan untuk memastikan produk halal dan aman.
- Konsumsi pangan tidak aman menjadi penyebab utama meningkatnya kasus penyakit pencernaan.
- Makanan cepat saji dengan kandungan gizi rendah masih mendominasi pola konsumsi generasi muda.
Peran Generasi Muda dalam Isu Pangan
Dalam sesi tanya jawab, peserta diajak untuk aktif berperan dalam peduli pangan halal dan aman. Menurut Syarifa, generasi muda memiliki peran kunci dalam menciptakan perubahan melalui langkah-langkah kecil seperti:
- Edukasi diri dan keluarga tentang pentingnya pangan halal, sehat, dan bergizi.
- Membiasakan membaca label kemasan untuk memastikan kandungan produk sebelum dikonsumsi.
- Memilih makanan yang berkualitas serta menghindari produk dengan bahan berbahaya.
- Menggunakan platform digital untuk menyebarkan informasi tentang isu pangan kepada masyarakat luas.
Langkah Konkret untuk Masa Depan
Workshop ini juga menyarankan langkah-langkah konkret yang dapat diambil oleh pemangku kepentingan, mulai dari individu hingga pemerintah:
- Individu: Berkomitmen untuk menjadi konsumen bijak dengan memastikan makanan yang dikonsumsi halal dan sehat.
- Institusi Pendidikan: Aktif menggelar sosialisasi dan pendidikan terkait pangan halal dan aman.
- Pemerintah: Meningkatkan pengawasan dan regulasi terkait sertifikasi halal pada produk makanan.
Umsida berkomitmen untuk terus memberikan edukasi kepada mahasiswa dan masyarakat. melalui program seperti ini, kesadaran generasi muda akan meningkat dan membawa dampak positif bagi bangsa.
Baca Juga: Kolaborasi Inovatif : Dosen FST UMSIDA Kunjungi BRIN untuk Penelitian Fundamental Energi Terbarukan
Acara yang berlangsung selama satu hari ini ditutup dengan harapan besar agar para peserta dapat menjadi generasi peduli pangan halal dan aman. Syarifa Ramadhani mengakhiri sesi dengan pesan inspiratif, “Pangan halal dan aman adalah hak setiap individu, sekaligus tanggung jawab kita untuk mewujudkannya. Mulai sekarang, mari kita lebih peduli dengan apa yang kita makan.”
Workshop ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga menjadi pengingat bahwa langkah kecil yang dimulai dari individu mampu membawa perubahan besar dalam menciptakan pola konsumsi yang sehat, halal, dan berkelanjutan. Dengan kolaborasi antara pendidikan, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan Indonesia dapat menjadi contoh negara yang unggul dalam konsumsi pangan halal dan aman.
Dengan suksesnya acara ini, diharapkan muncul gerakan-gerakan serupa yang terus mendorong generasi muda untuk lebih sadar dan peduli terhadap kualitas pangan di masa depan.
Penulis: Ifa