Uji Konsentrasi Tepung Sawi Hijau terhadap Karakteristik Roti Tawar

Fst.umsida.ac.id – Roti tawar merupakan produk pangan olahan berbasis tepung terigu yang populer dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Sebagai pangan sumber karbohidrat, roti tawar seringkali dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan nilai gizi, seperti penambahan serat, vitamin, dan mineral.

Salah satu inovasi yang dilakukan adalah penambahan sayuran dalam bentuk tepung, seperti tepung sawi hijau (Brassica juncea), yang dinilai memiliki kandungan gizi tinggi dan potensi memperkaya kualitas roti.

Penelitian ini dilakukan oleh Rizka Faticha Sari, bersama tim dosen dari Program Studi Teknologi Pangan Umsida, yaitu Ida Agustini Saidi, Syarifa Ramadhani Nurbaya, dan Rahmah Utami Budiandari, yang bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh konsentrasi tepung sawi hijau terhadap sifat organoleptik roti tawar.

Pengaruh Konsentrasi Tepung Sawi terhadap Volume Roti

Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan sembilan taraf perlakuan mulai dari 0% hingga 8% konsentrasi tepung sawi. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa volume roti mengalami penurunan seiring dengan peningkatan konsentrasi tepung sawi hijau. Volume tertinggi terdapat pada perlakuan tanpa penambahan sawi (0%), sedangkan volume terendah tercatat pada perlakuan dengan 8% tepung sawi.

Penurunan volume ini disebabkan oleh berkurangnya kandungan gluten dalam adonan akibat substitusi tepung terigu dengan tepung sawi, yang tidak memiliki kemampuan mengikat dan mempertahankan gas selama proses fermentasi. Volume roti berkaitan langsung dengan elastisitas adonan yang bergantung pada jumlah dan kualitas gluten.

Uji Rasa Mengungkap Batas Toleransi Panelis terhadap Tepung Sawi

Aspek rasa juga mengalami penurunan skor seiring peningkatan konsentrasi tepung sawi. Panelis menunjukkan preferensi tertinggi pada roti tanpa tepung sawi, sedangkan pada perlakuan 7% dan 8% tepung sawi, skor kesukaan terhadap rasa menurun drastis. Rasa pahit yang muncul dianggap berasal dari senyawa alami dalam sawi hijau dan proses degradasi senyawa tertentu selama pemanggangan.

Temuan ini menunjukkan bahwa walaupun sawi hijau memberikan kontribusi gizi, terdapat batas maksimal konsentrasi yang dapat diterima oleh konsumen dari sisi cita rasa.

Tekstur Roti Dipengaruhi Kandungan Serat dan Pengikat Air

Ilustrasi: AI

Penambahan tepung sawi juga berpengaruh pada tekstur roti. Semakin tinggi konsentrasi tepung sawi, tekstur roti cenderung menjadi lebih keras dan kurang moist. Panelis menilai tekstur terbaik terdapat pada perlakuan 0–2% tepung sawi, sementara pada konsentrasi 7–8%, tekstur dianggap kurang empuk dan menyusut secara signifikan.

Kehadiran serat pangan dalam tepung sawi diketahui menyerap air dan mengurangi kemampuan adonan untuk mengembang optimal. Hal ini menurunkan elastisitas dan membuat roti menjadi padat dan keras setelah dipanggang.

Implikasi Formulasi dan Rekomendasi Substitusi Tepung Sawi

Penelitian ini memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan formulasi pangan berbasis bahan lokal yang fungsional. Dengan mengetahui batas toleransi terhadap volume, rasa, dan tekstur, industri pangan dapat menetapkan formulasi ideal untuk produk roti yang tetap enak namun lebih bergizi.

Dari hasil uji, formulasi dengan 1% tepung sawi hijau merupakan konsentrasi optimal yang tetap mempertahankan karakteristik sensorik roti tawar secara keseluruhan. Formulasi ini dinilai mampu meningkatkan nilai gizi tanpa mengorbankan kesukaan konsumen.

Penutup dan Rekomendasi Pengembangan Produk

Ilustrasi: AI

Studi ini menyimpulkan bahwa penambahan tepung sawi hijau pada roti tawar memengaruhi secara nyata tiga aspek utama organoleptik: volume, rasa, dan tekstur. Penggunaan konsentrasi rendah (maksimal 1%) direkomendasikan untuk mempertahankan mutu produk.

Penelitian lanjutan disarankan untuk mengeksplorasi kombinasi tepung sawi hijau dengan bahan pangan lain yang memiliki karakteristik mengembang, sehingga dapat menyeimbangkan kandungan gizi tanpa mengurangi mutu sensorik. Hal ini membuka peluang besar dalam inovasi pangan sehat berbasis sayuran lokal yang fungsional.

Sumber: Jurnal “Characteristics Sensory of White Bread Enriched with Various Concentration of Green Mustard Flour (Brassica Juncea)”

Penulis: Uba

Bertita Terkini

Apakah Beras Oplosan Juga Disebabkan Karena Kualitas Beras di Indonesia Buruk?
August 3, 2025By
7 Kebiasaan Sederhana untuk Mengurangi Paparan Mikroplastik Menurut Ahli Umsida
August 2, 2025By
Menilik Serunya Selebrasi FST Umsida Lepas Wisudawan 2025
July 28, 2025By
Mengungkap Rahasia Sukses Moch. Siddiq Hamid, Wisudawan Terbaik FST Informatika
July 26, 2025By
E-NOVTECH EXPO 2025 Mahasiswa Elektro Umsida Buktikan Inovasi Berbasis Solusi Nyata
July 24, 2025By
Kaprodi Teknologi Pangan Umsida Paparkan Inovasi Kombucha Kulit Nanas dan Kukis Ubi Ganyong di Seminar Riset
July 16, 2025By
Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial: Mempersiapkan Pendidik di Era Digital
July 15, 2025By
Yudisium Fakultas Sains dan Teknologi Umsida Warnai Perjalanan Akhir Mahasiswa Menuju Gelar Sarjana
July 14, 2025By

Prestasi

Aris Buktikan Mahasiswa Kupu-Kupu Bisa Jadi Wisudawan Terbaik
July 29, 2025By
Roby, Mahasiswa Agroteknologi Umsida, Raih Juara 2 Pomprov Jatim 2025 Cabang Jujitsu
June 9, 2025By
Perjuangan Dua Bulan Terbayar, Rifqi Juara Tiga Kyorugi Senior U-58
June 7, 2025By
Mahasiswa Teknik Mesin Umsida Raih Medali Perunggu Taekwondo di Pomprov III Jawa Timur 2025
June 5, 2025By
Dosen Teknik Industri Umsida Raih Gelar Doktor dari ITS, Siap Kontribusi dalam Pengembangan Riset dan Pendidikan
May 29, 2025By
Dr Lukman Hudi Raih Gelar Doktor, Berkontribusi dalam Pengembangan Agroindustri Berkelanjutan
April 30, 2025By
Dr Atikha Sidhi Cahyana Raih Gelar Doktor, Kontribusi Besar untuk Pengelolaan Food Waste di Perkotaan
April 24, 2025By
Prodi Informatika Umsida Raih Akreditasi Unggul, Pencapaian yang Membanggakan
April 23, 2025By