Teknologi Pendingin Mobil Ramah Lingkungan Berbasis Android Tanpa Freon

Fst.umsida.ac.id – Freon, sebagai bahan utama sistem pendingin pada mobil konvensional, selama ini digunakan luas di industri otomotif. Namun, zat ini diketahui memberikan dampak negatif terhadap lingkungan karena kontribusinya terhadap pemanasan global dan kerusakan lapisan ozon.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, sekelompok peneliti dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), yaitu Jamaaluddin, Dwi Hadidjaja, dan Ahmad Bahruddin, mengembangkan sebuah sistem pendingin mobil alternatif yang tidak menggunakan freon, melainkan teknologi berbasis elemen Peltier, dan dapat dikontrol melalui aplikasi Android.

Baca Juga: Prodi Agroteknologi Umsida Gelar Edufair 2025, Dorong Hidroponik Sebagai Solusi Pertanian Masa Depan

Penelitian ini dipublikasikan dalam Jurnal CYCLOTRON Vol. 2 No. 1 Tahun 2019 dan menjadi salah satu bentuk kontribusi ilmiah terhadap pengembangan teknologi transportasi yang lebih ramah lingkungan, hemat energi, dan aplikatif.

Permasalahan Freon dalam Sistem AC Konvensional

Penggunaan freon dalam sistem AC kendaraan dinilai tidak lagi relevan dengan upaya global untuk menjaga kelestarian lingkungan. Freon merupakan senyawa CFC (chlorofluorocarbon) yang bila dilepaskan ke udara dapat merusak lapisan ozon dan memperburuk efek rumah kaca.

Selain itu, pengolahan freon memerlukan sistem yang kompleks, tidak ramah terhadap pemakaian energi yang efisien, serta memiliki biaya produksi yang cukup tinggi.

Berdasarkan permasalahan ini, muncul kebutuhan akan sistem pendingin yang lebih efisien, bebas bahan kimia berbahaya, dan mudah diaplikasikan. Di sinilah elemen Peltier menjadi opsi menarik karena mampu menghasilkan efek pendinginan secara instan ketika dialiri listrik.

Prinsip Kerja Elemen Peltier untuk Pendinginan

Elemen Peltier bekerja dengan prinsip efek termolektrik, yaitu ketika arus listrik dialirkan, satu sisi dari modul Peltier menjadi dingin sementara sisi lainnya menjadi panas. Prinsip ini dimanfaatkan dalam sistem pendingin alternatif yang dikembangkan dalam penelitian ini.

Untuk dapat mengatur sistem pendingin secara otomatis dan praktis, digunakan mikrokontroler Arduino Nano yang diprogram untuk menerima perintah dari aplikasi Android melalui modul Bluetooth HC-05. Suhu aktual dalam ruangan kendaraan dideteksi menggunakan sensor suhu LM35, yang kemudian dibandingkan dengan suhu yang diinginkan pengguna. Jika suhu aktual lebih tinggi dari suhu target, sistem akan menyalakan elemen Peltier dan kipas pendingin menggunakan relay sebagai saklar otomatis.

Integrasi Sistem dan Aplikasi Android

Ilustrasi: Ai

Salah satu keunggulan dari sistem ini adalah kemampuan kendali jarak jauh yang dapat dilakukan melalui aplikasi Android. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk mengatur suhu yang diinginkan dalam kendaraan hanya dengan beberapa klik di smartphone. Perintah dari aplikasi diterima oleh Bluetooth HC-05, kemudian diproses oleh Arduino Nano, yang mengatur nyala dan mati dari elemen Peltier serta kipas pendingin secara otomatis.

Dengan fitur ini, sistem tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberikan kemudahan dan fleksibilitas bagi pengguna kendaraan. Sistem juga dapat disesuaikan untuk bekerja secara otomatis tanpa perlu intervensi manual selama kendaraan digunakan.

Hasil Uji Coba dan Evaluasi Sistem

Ilustrasi: Ai

Dalam proses pengujian, beberapa parameter dievaluasi untuk memastikan bahwa sistem dapat bekerja secara efisien:

  1. Sensor LM35 berhasil mendeteksi suhu dengan ketelitian tinggi. Sensor ini digunakan untuk membaca suhu di dalam ruangan miniatur mobil dan mengirimkannya ke Arduino.
  2. Arduino Nano bekerja secara stabil dan mampu mengeksekusi perintah sesuai logika pemrograman. Semua output digital menunjukkan kinerja sesuai dengan spesifikasi.
  3. Modul Bluetooth HC-05 memiliki jangkauan efektif hingga 14 meter, cukup untuk ruang lingkup mobil pribadi. Modul ini menjadi penghubung antara smartphone dan sistem pendingin.
  4. Elemen Peltier mampu menurunkan suhu dalam ruang miniatur dari 40°C menjadi 27,9°C dalam waktu sekitar 15 menit. Ini membuktikan bahwa meskipun ukurannya kecil, Peltier tetap mampu menghasilkan pendinginan signifikan.
  5. Kipas pendingin berfungsi menjaga suhu sisi panas dari Peltier agar tidak terlalu tinggi dan menjaga stabilitas sistem.

Keseluruhan sistem bekerja secara otomatis sesuai perintah pengguna dan parameter suhu. Ketika suhu ruangan sudah mencapai suhu yang diatur, sistem akan otomatis berhenti untuk menghemat energi.

Efisiensi Energi dan Dampak Lingkungan

Penggunaan elemen Peltier sebagai pengganti freon bukan hanya memberikan solusi terhadap masalah lingkungan, tetapi juga membuka peluang baru dalam efisiensi penggunaan energi. Elemen ini bekerja pada tegangan rendah dan konsumsi daya yang relatif kecil dibandingkan kompresor AC mobil.

Dengan tidak menggunakan komponen bergerak seperti kompresor dan tidak membutuhkan zat pendingin kimia, sistem ini dinilai lebih aman, bebas risiko kebocoran freon, dan tidak membutuhkan perawatan rumit. Ini sangat menguntungkan bagi pengguna kendaraan dalam jangka panjang.

Baca Juga: Ekstrak Kulit Buah Naga Merah Berpotensi Jadi Pewarna Alami Melalui Kombinasi Pelarut Air dan Etanol

Implikasi Teknologi untuk Mobil Masa Depan

Penelitian ini memberikan gambaran nyata bagaimana teknologi sederhana seperti Arduino dan elemen Peltier dapat digunakan untuk menciptakan solusi nyata di dunia otomotif. Sistem pendingin ini dapat menjadi alternatif teknologi yang layak dikembangkan lebih lanjut, terutama untuk mobil listrik, kendaraan kecil, atau pendingin tambahan pada sistem sirkulasi udara mobil.

Selain itu, sistem ini berpotensi untuk diterapkan pada ruang terbatas lainnya seperti kabin alat berat, kontainer makanan portabel, atau perangkat pendingin mini yang hemat daya dan tidak menimbulkan polusi.

Sumber: Jurnal “Sistem Kontrol Pendingin Mobil Ramah
Lingkungan Berbasis Android

Penulis: Uba

1 Response

Bertita Terkini

Tri Mahendra Mahasiswa Umsida Raih Medali di Kejuaraan Taekwondo Indonesia Expo Battle Piala DPR RI 2025
September 6, 2025By
Pelatihan Koding untuk Guru SMK Muhammadiyah Sumberrejo Bojonegoro
August 29, 2025By
Workshop Web Design untuk Siswa SMK Muhammadiyah Sumberrejo Bojonegoro
August 27, 2025By
Road show FST Umsida Perkenalkan Program Studi Unggulan di SMK Muhammadiyah Sumberrejo Bojonegoro
August 26, 2025By
Generasi Melek Data Belajar Analisis dan AI dalam Workshop Statistik Umsida
August 24, 2025By
Workshop Statistik Sektoral Seri 11 Bahas Eksplorasi Data di Umsida
August 22, 2025By
Open House Kedua S2 MIST Umsida Perkenalkan Inovasi untuk Masa Depan
August 18, 2025By
S2 MIST Umsida Sukses Gelar Zoom Online Meeting untuk Pengenalan Dosen dan Program Studi
August 16, 2025By

Prestasi

Perjuangan Dini Oktabiyanti Mahasiswa Umsida Berbuah Juara di Kejuaraan Pencak Silat Nasional
September 7, 2025By
Nauval Akhiri Perjalanan Pencak Silat dengan Medali Emas di Kejuaraan Kanjuruhan Fighter 2025
September 2, 2025By
Husein Qiyamuddin Sabet Juara 2 Pencak Silat Malang Championship 5
August 10, 2025By
Aris Buktikan Mahasiswa Kupu-Kupu Bisa Jadi Wisudawan Terbaik
July 29, 2025By
Roby, Mahasiswa Agroteknologi Umsida, Raih Juara 2 Pomprov Jatim 2025 Cabang Jujitsu
June 9, 2025By
Perjuangan Dua Bulan Terbayar, Rifqi Juara Tiga Kyorugi Senior U-58
June 7, 2025By
Mahasiswa Teknik Mesin Umsida Raih Medali Perunggu Taekwondo di Pomprov III Jawa Timur 2025
June 5, 2025By
Dosen Teknik Industri Umsida Raih Gelar Doktor dari ITS, Siap Kontribusi dalam Pengembangan Riset dan Pendidikan
May 29, 2025By