Fst.umsida.ac.id – Mahasiswa dan Dosen Program Studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Rahmah Utami Budiandari S TP MP, kembali menunjukkan komitmennya dalam menciptakan inovasi berbasis potensi lokal dengan meluncurkan produk riset terbaru Tepung Daun Kelor.
Inovasi ini hadir sebagai respons terhadap tantangan ketahanan pangan, gizi buruk, dan stunting yang masih menjadi isu kesehatan utama di Indonesia.
Inovasi yang dilakukan oleh dosen-dosen di Umsida ini bertujuan untuk memberikan solusi praktis bagi masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar kita.
Tepung Daun Kelor dikembangkan dari tanaman Moringa oleifera atau kelor, yang dikenal sebagai tanaman ajaib karena kandungan gizinya yang sangat tinggi.
Tanaman ini sudah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia, namun kini penelitian terbaru menunjukkan bahwa kelor memiliki potensi yang sangat besar dalam membantu mengatasi masalah kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya dalam hal gizi buruk dan stunting.
Daun kelor sendiri mengandung berbagai macam nutrisi penting yang sangat dibutuhkan tubuh, seperti vitamin C, vitamin A, vitamin B1, kalsium, zat besi, dan protein, yang kesemuanya berperan dalam menunjang daya tahan tubuh serta pertumbuhan anak.
Kandungan Gizi yang Luar Biasa

Tepung daun kelor yang dikembangkan oleh Prodi Teknologi Pangan Umsida memiliki kandungan gizi yang sangat melimpah. Per 100 gram tepung daun kelor, terkandung vitamin C sebanyak 22 mg, vitamin A sebanyak 6,78 g, vitamin B1 sebanyak 0,3 mg, kalsium sebanyak 1.077 mg, zat besi sebanyak 6 mg, dan protein sebanyak 5,1 g.
Dengan kandungan gizi yang tinggi tersebut, tepung daun kelor dapat menjadi alternatif pangan fungsional yang memiliki banyak manfaat kesehatan, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil yang seringkali kekurangan gizi.
“Kami ingin menghadirkan inovasi pangan lokal yang mudah diproduksi, bergizi tinggi, dan dapat dimanfaatkan masyarakat luas, terutama dalam upaya pencegahan stunting pada anak-anak,” ujar tim riset Prodi Teknologi Pangan Umsida.
Stunting, yang merupakan gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi, telah menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Hal ini mengingatkan kita pentingnya pemberian asupan gizi yang cukup dan seimbang bagi anak-anak sejak dini. Tepung daun kelor diharapkan dapat menjadi salah satu solusi yang dapat membantu mencegah stunting, meningkatkan kualitas gizi, dan menjaga daya tahan tubuh masyarakat Indonesia.
Proses Produksi yang Terstandar
Proses pembuatan tepung daun kelor ini dilakukan dengan standar yang ketat untuk memastikan kualitas dan kandungan gizinya tetap terjaga.
Setiap langkah dalam proses produksi diatur dengan cermat untuk menghasilkan tepung daun kelor yang berkualitas tinggi, mulai dari pemilihan bahan baku hingga pengemasan akhir. Proses produksi tepung daun kelor dilakukan melalui beberapa tahapan penting, antara lain:
-
Pemilihan Daun Kelor
Daun kelor yang digunakan harus seragam, tidak terlalu tua atau muda, untuk memastikan kandungan gizinya tetap maksimal. Daun yang terlalu tua atau muda dapat mempengaruhi kualitas produk akhir. -
Pencucian dan Penirisan Daun
Setelah dipilih, daun kelor dicuci dan ditiriskan dengan hati-hati untuk menghilangkan kotoran dan bahan kimia yang mungkin ada pada daun tersebut. Proses ini dilakukan secara higienis untuk memastikan kebersihan produk. -
Pengeringan
Daun kelor yang telah dicuci kemudian dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 50°C selama 5 hingga 6 jam. Pengeringan ini penting untuk mengurangi kadar air dalam daun, sehingga tepung yang dihasilkan tidak cepat rusak dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. -
Penghalusan dan Penyaringan
Setelah pengeringan, daun kelor dihaluskan dan disaring menggunakan saringan 80 mesh untuk mendapatkan tepung yang halus dan berkualitas.
Tepung kelor yang sudah jadi kemudian disimpan dalam plastik kedap udara dan ditambahkan silica gel untuk menjaga kadar air tetap rendah dan mencegah kerusakan.
Semua tahapan produksi ini dilakukan dengan mengedepankan kebersihan dan kualitas, agar produk yang dihasilkan benar-benar bermanfaat dan aman dikonsumsi oleh masyarakat.
Dukungan Riset dan Kemandirian Pangan

Pengembangan produk Tepung Daun Kelor ini tidak hanya sejalan dengan misi Prodi Teknologi Pangan Umsida dalam menciptakan inovasi pangan lokal yang adaptif dan berkelanjutan, tetapi juga memperkuat peran pendidikan tinggi sebagai pusat inovasi pangan yang dapat mendukung ketahanan pangan di Indonesia.
Tepung daun kelor tidak hanya diharapkan menjadi alternatif pangan sehat, tetapi juga bagian dari solusi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang rawan gizi buruk dan stunting.
Dengan proses produksi yang terstandar dan pemanfaatan bahan alami yang mudah diperoleh, produk ini juga memperkuat kemandirian pangan lokal. Masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan produk ini sebagai bahan tambahan yang mudah diolah dalam berbagai jenis makanan dan minuman sehari-hari.
Keunggulan dari tepung daun kelor adalah kemudahan dalam penggunaannya serta nilai gizi yang tinggi, menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk meningkatkan kualitas gizi keluarga, terutama untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Kesempatan Kerja Sama dan Pengembangan
Sebagai bagian dari pengabdian kampus Umsida, produk Tepung Daun Kelor ini juga membuka peluang kerja sama dengan berbagai instansi, industri, dan komunitas yang memiliki tujuan yang sama dalam meningkatkan ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat.
Dengan peluncuran produk ini, Umsida berharap dapat menjalin kolaborasi yang lebih luas untuk mendistribusikan dan mengembangkan produk pangan berbasis daun kelor, serta bahan lokal lainnya yang memiliki manfaat serupa.
Melalui kerja sama ini, Umsida berharap produk inovatif ini dapat lebih luas dijangkau dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Indonesia.
Dengan terus berinovasi, Prodi Teknologi Pangan Umsida berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pengembangan pangan lokal yang berkelanjutan dan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Penulis: Annifa Umma’yah Bassiroh