Tanaman Sawi Pagoda: Solusi Pupuk Organik untuk Hasil Panen Maksimal

Fst.umsida.ac.id – Tanaman sawi pagoda (Brassica Narinosa L.), salah satu jenis sayuran kaya nutrisi, kini semakin diminati pasar. Tingginya permintaan dari supermarket, restoran, hingga hotel memunculkan tantangan untuk meningkatkan produksinya. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menawarkan solusi inovatif menggunakan pupuk organik berbasis pupuk kandang kambing dan pupuk organik cair (POC) berbahan bonggol pisang.

Dilaksanakan di Desa Ketimang, Wonoayu, Sidoarjo, dari Februari hingga April 2024, penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas kedua jenis pupuk dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil sawi pagoda. Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak negatif pupuk kimia, kami ingin memberikan alternatif yang lebih ramah lingkungan sekaligus produktif.

Baca Juga: Kombucha dari Kulit Nanas: Inovasi Probiotik Ramah Lingkungan

Keunggulan Pupuk Kandang Kambing

Ilustrasi: Freepik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk kandang kambing memberikan dampak signifikan terhadap berbagai parameter pertumbuhan sawi pagoda, terutama saat digunakan dengan dosis 40 ton/ha. Tanaman yang mendapat perlakuan ini menunjukkan peningkatan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, hingga berat basah dan kering.

Pada usia 49 hari setelah tanam (HST), tinggi tanaman yang diberi pupuk kandang kambing mencapai 18,39 cm, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk yang hanya mencapai 14,01 cm. Diameter batang juga mengalami peningkatan signifikan, mencapai rata-rata 10,06 mm dibandingkan 6,37 mm pada tanaman tanpa pupuk.

Berat basah tanaman mencapai puncaknya dengan perlakuan pupuk kandang kambing 40 ton/ha, yaitu 119,81 gram, hampir tiga kali lipat dari tanaman tanpa pupuk yang hanya menghasilkan 36,59 gram. Berat kering pun mengalami peningkatan serupa, mencapai 6,16 gram dibandingkan 2,71 gram pada perlakuan tanpa pupuk. Hasil ini membuktikan bahwa pupuk kandang kambing mampu menyediakan unsur nitrogen yang sangat penting untuk proses fotosintesis dan pertumbuhan vegetatif tanaman.

Selain meningkatkan produktivitas tanaman, pupuk kandang kambing juga memperbaiki struktur tanah. Kandungan nitrogen yang tinggi membantu mempercepat pembentukan daun, sedangkan kemampuannya menahan air dan memperbaiki aerasi tanah mendukung pertumbuhan akar yang optimal.

Potensi dan Tantangan POC Bonggol Pisang

Ilustrasi: Freepik

Berbeda dengan pupuk kandang kambing, penggunaan POC berbahan bonggol pisang belum menunjukkan dampak signifikan terhadap pertumbuhan sawi pagoda dalam penelitian ini. POC diberikan dalam tiga dosis berbeda (0 ml/l, 50 ml/l, dan 100 ml/l), tetapi hasil pengamatan menunjukkan bahwa efeknya tidak berbeda nyata pada tinggi tanaman, diameter batang, maupun parameter lainnya.

Namun, peneliti mencatat bahwa POC bonggol pisang memiliki potensi besar dalam mendukung pertumbuhan tanaman jika digunakan dalam dosis yang lebih tinggi atau waktu penelitian diperpanjang. Bonggol pisang kaya akan senyawa fenolat yang mampu meningkatkan ketersediaan fosfor dalam tanah. Fosfor merupakan salah satu unsur hara penting yang mendukung pembentukan akar dan memperkuat tanaman dari serangan penyakit.

Langkah Nyata Menuju Pertanian Berkelanjutan

Ilustrasi: Freepik

Dengan hasil penelitian ini, peneliti merekomendasikan penggunaan pupuk kandang kambing sebagai pilihan utama untuk meningkatkan produktivitas tanaman sawi pagoda. Selain memberikan hasil panen yang lebih tinggi, pupuk kandang kambing juga membantu mengembalikan kesuburan tanah yang rusak akibat penggunaan pupuk kimia.

Namun, POC berbahan bonggol pisang tetap memiliki peran penting, terutama dalam mendukung diversifikasi pupuk organik dan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis. Penggunaannya perlu dioptimalkan dengan dosis yang tepat dan waktu aplikasi yang lebih panjang untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Penelitian ini juga membuka peluang bagi petani untuk menerapkan metode bercocok tanam yang lebih ramah lingkungan. Dalam konteks pertanian berkelanjutan, penggunaan pupuk organik dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan sekaligus memastikan keberlanjutan produktivitas pertanian.

Lebih jauh, penelitian ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi petani untuk memanfaatkan limbah organik di sekitar mereka sebagai bahan pupuk. Dengan begitu, mereka tidak hanya mengurangi biaya produksi, tetapi juga ikut berkontribusi dalam menjaga lingkungan.\

Baca Juga: Hafsah Nikmah Amalia, Mahasiswi Berprestasi FST Umsida dengan IPK 3,94

Masa Depan Tanaman Pertanian yang Hijau

Penelitian di Desa Ketimang memberikan bukti nyata bahwa metode organik memiliki masa depan cerah dalam dunia pertanian. Pupuk kandang kambing terbukti efektif dalam meningkatkan hasil tanaman sawi pagoda, sementara POC bonggol pisang memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut.

Langkah menuju pertanian berkelanjutan kini semakin terbuka lebar. Dengan memanfaatkan bahan alami seperti pupuk kandang dan bonggol pisang, para petani dapat memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat tanpa mengorbankan kesehatan tanah dan lingkungan. Penelitian ini menjadi tonggak penting dalam upaya mencapai keseimbangan antara produktivitas dan kelestarian ekosistem.

Jurnal: Effect of Goat Manure and Banana Hump POC on Growth and Yield of Pagoda Mustard (Brassica Narinosa L.).

Sumber: Ir A Miftakhurrohmat MP, Aulia Nahdhia Fitria

Penulis: Ifa

Bertita Terkini

Pojok Statistik Umsida, Pemain Baru yang Langsung Raih Skor Tinggi dari BPS
January 9, 2025By
Efektivitas Media Edutainment dalam Pembelajaran Matematika Selama Pandemi
January 8, 2025By
Inovasi Mesin Uap Otomatis Mendukung Keberlanjutan Batik Eco-Printing Lokal
January 7, 2025By
Kerja Sama Strategis SMKN Kebonagung Pacitan dan Fakultas Sains dan Teknologi Umsida
January 6, 2025By
Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Teknik Sipil melalui Kunjungan Lapangan ke PT SPU MIX
January 1, 2025By
Pelatihan Pemanfaatan Pekarangan untuk Ketahanan Pangan dan SDGs Bersama Aisyiyah Durungbedug
December 31, 2024By
Kunjungan Mahasiswa Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA) Malaysia ke Fakultas Sains dan Teknologi UMSIDA
December 27, 2024By
Efek Kombinasi Ectomycorrhizal Fungi, Mikoriza, dan Trichoderma harzianum pada Pertumbuhan Bibit Cengkeh
December 23, 2024By

Prestasi

Warek 1 Sekaligus Dosen Teknik Industri Umsida, Prof Dr Hana Catur Wahyuni, Resmi Raih Gelar Guru Besar
December 19, 2024By
Yudisium FST Umsida: Prestasi Gemilang dengan IPK Tertinggi Fakultas dan Program Studi
October 16, 2024By
Jenggolo Team UMSIDA: Perjalanan Penuh Semangat dalam Kompetisi Mobil Hemat Energi
March 6, 2024By
IMEI Creativity: Melaju Gemilang di Sirkuit Ancol, Namun Drama Kegagalan Mewarnai Perjalanan Menuju Puncak!
March 6, 2024By
Persembahan Gemilang: Tim IMEI Umsida Memborong Prestasi di Kompetisi Mobil Listrik Internasional Shell Eco Marathon 2023
March 5, 2024By
Prestasi Gemilang Tim Pencak Silat Umsida di Pomprov Jatim 2023: Raih Emas dan Perunggu, Masuk Posisi Ke-8 dari 108 Universitas
January 12, 2024By
Tim Punakawan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) Juara Kompetisi Nasional Robotik Antar-Universitas di UIN Sunan Gunung Djati
December 18, 2023By