Fst.umsida.ac.id – Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fst Umsida), berfokus pada efisiensi perpindahan tata letak material di lingkungan industri. Didampingi oleh dosen pembimbing Atikha Sidhi Cahyana, penelitian ini dilaksanakan di CV.
NTY, sebuah perusahaan manufaktur tas plastik berbahan HDPE. Penelitian dipresentasikan dalam Seminar Nasional dan Call for Paper SENASAINS ke-4 dan dipublikasikan dalam Procedia of Engineering and Life Science Vol. 2 No. 2 Tahun 2022.
Baca Juga: Perbandingan Metode Peramalan untuk Optimasi Permintaan Bahan Baku Industri Battery Breaker
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi tata letak awal perusahaan yang tidak mempertimbangkan kedekatan antar departemen produksi. Akibatnya, terjadi alur pergerakan material yang tidak efisien, termasuk peristiwa backtracking dan jalur yang saling berpotongan, sehingga meningkatkan waktu proses produksi secara keseluruhan.
Permasalahan Tata Letak Awal Produksi
Hasil observasi menunjukkan bahwa tata letak awal pada CV. NTY menyebabkan jarak perpindahan material yang panjang. Salah satu contohnya adalah aliran material dari departemen blowing ke pemotongan yang harus menempuh jarak hingga 23,2 meter dan melintasi beberapa departemen lain. Total jarak material handling dalam proses produksi awal tercatat mencapai 145,03 meter.
Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan perancangan ulang tata letak fasilitas produksi yang dapat meminimalkan jarak tersebut dan memperbaiki aliran produksi secara keseluruhan. Metode yang digunakan adalah Systematic Layout Planning (SLP) dan Blocplan, yang dipilih karena mampu memperhitungkan hubungan kedekatan antar area produksi serta luas area yang tersedia.
Penyusunan Diagram Keterkaitan dan Analisis Kebutuhan Area
Ilustrasi: AI
Langkah awal dalam perancangan dilakukan dengan menyusun Activity Relationship Chart (ARC) untuk mengetahui hubungan antara departemen. Dari hasil ARC kemudian dibuat Activity Relationship Diagram (ARD) yang menggambarkan kedekatan fungsional dalam bentuk visual.
Selanjutnya dilakukan analisis terhadap kebutuhan ruang masing-masing departemen berdasarkan dimensi mesin dan alat, serta mempertimbangkan allowance dan aisle untuk pergerakan pekerja dan alat angkut. Hasilnya menunjukkan kebutuhan total luas area produksi sebesar 293 m².
Diagram ini dikembangkan lebih lanjut menjadi Space Relationship Diagram, yaitu rancangan visual yang mencerminkan hubungan antar ruang berdasarkan kebutuhan area. Diagram ini digunakan sebagai dasar pembuatan tata letak alternatif.
Perbandingan Hasil Metode SLP dan Blocplan
Dua alternatif tata letak usulan disusun menggunakan metode SLP dan Blocplan. Hasil dari masing-masing metode dibandingkan dengan tata letak awal menggunakan perhitungan total jarak material handling berdasarkan jarak antar koordinat stasiun kerja. Perhitungan dilakukan menggunakan metode rectilinear.
Hasilnya, metode SLP menurunkan total jarak perpindahan menjadi 93,3 meter atau terjadi efisiensi sebesar 36%. Sementara metode Blocplan menghasilkan penurunan jarak perpindahan menjadi 84,3 meter, sehingga efisiensinya mencapai 42% dibandingkan kondisi awal. Nilai r-score tertinggi dari 20 iterasi tata letak Blocplan mencapai 0,94, menunjukkan bahwa hasilnya mendekati rancangan optimal.
Dengan hasil tersebut, metode Blocplan dipilih sebagai usulan tata letak terbaik yang direkomendasikan kepada CV. NTY.
Implementasi Usulan Tata Letak pada Proses Produksi
Ilustrasi: AI
Tata letak usulan dari metode Blocplan memberikan struktur aliran material yang lebih ringkas, minim backtracking, serta memudahkan pekerja dalam berpindah antar stasiun. Hal ini berdampak langsung terhadap waktu proses produksi yang lebih singkat, beban kerja operator yang lebih ringan, serta peningkatan efektivitas pemanfaatan area produksi.
Keunggulan lain dari tata letak usulan adalah fleksibilitasnya terhadap skema produksi di masa mendatang. Dengan pemetaan ruang yang sistematis, perusahaan dapat menyesuaikan skala produksi tanpa perlu merombak besar-besaran struktur lantai produksi.
Simpulan dan Implikasi Riset
Penelitian ini berhasil menunjukkan bahwa metode Blocplan lebih unggul dibandingkan SLP dalam merancang ulang tata letak fasilitas produksi di CV. NTY. Dengan penurunan jarak perpindahan material sebesar 60,73 meter dan efisiensi 42%, hasil ini dapat dijadikan dasar rekomendasi perbaikan tata letak fasilitas untuk perusahaan berskala menengah dengan proses produksi linier.
Implementasi dari hasil penelitian ini tidak hanya memberikan manfaat operasional jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi efisiensi yang berkelanjutan. baik memungkinkan peningkatan produktivitas, pengurangan kemacetan proses, dan kenyamanan kerja bagi operator.
Baca Juga: Prodi Agroteknologi Umsida Gelar Edufair 2025, Dorong Hidroponik Sebagai Solusi Pertanian Masa Depan
Sumber: Jurnal “Procedia of Engineering and Life Science Vol. 2 No. 2, 2022 – Seminar Nasional dan Call for Paper SENASAINS ke-4, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo”
Penulis: Uba