Fst.umsida.ac.id – Di tengah dampak multidimensi pandemi Covid-19 yang sangat dirasakan oleh kelompok rentan seperti lanjut usia (lansia), tim dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) melakukan inisiatif pengabdian masyarakat dengan menggandeng kader lansia sebagai ujung tombak peningkatan kesehatan lansia di Desa Penatarsewu, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Kegiatan ini merupakan bentuk respons atas lemahnya implementasi protokol kesehatan serta layanan pemantauan kesehatan yang tidak optimal selama pandemi. Pelatihan intensif diberikan kepada para kader lansia untuk memperkuat pengetahuan mereka dalam menerapkan protokol 5M serta melakukan pemantauan mandiri terhadap kondisi kesehatan lansia.
Menurut Paramitha Amelia Kusumawardani, dosen Prodi Pendidikan Profesi Bidan Umsida sekaligus ketua tim pelaksana, kegiatan ini dirancang untuk mewujudkan desa tangguh lansia yang sehat, aktif, dan mandiri di masa pandemi.
Lansia Desa Penatarsewu Rentan, Kader Jadi Solusi Kesehatan Komunitas

Desa Penatarsewu dikenal sebagai kampung asap karena sebagian besar warganya berprofesi sebagai pengasap ikan mujair. Desa ini terdiri dari dua dusun, yaitu Dusun Sangangewu dan Dusun Pelataran. Meskipun telah tersedia posbindu lansia, namun sejak pandemi layanan kesehatan tidak berjalan aktif, padahal kelompok lansia merupakan salah satu yang paling berisiko jika terpapar virus Covid-19.
Data studi awal yang dilakukan tim pengabdi pada September 2020 menunjukkan lemahnya kesadaran lansia terhadap protokol kesehatan, seperti memakai masker dan mencuci tangan. Maka, sebagai bentuk intervensi, tim Umsida menggagas pelatihan kepada kader lansia yang diikuti oleh perangkat desa, mahasiswa, serta petugas kesehatan setempat.
Pelatihan pertama berfokus pada edukasi protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas). Setelah pelatihan ini, kader lansia diharapkan mampu menjadi penyuluh dan pelindung komunitas lansia dari penularan Covid-19.
Selanjutnya, dilakukan pelatihan pemantauan kesehatan yang meliputi pengukuran tekanan darah, pengecekan suhu tubuh, dan pencatatan keluhan kesehatan. Kegiatan ini dilengkapi dengan distribusi infografis dan poster edukatif yang membantu kader dalam menjalankan peran edukator.
Pendampingan Berkelanjutan dan Efek Positif Program
Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini bersifat kolaboratif dan berkelanjutan. Para kader tidak hanya dibekali pengetahuan, tetapi juga didampingi langsung dalam penerapan hasil pelatihan. Mahasiswa kebidanan Umsida turut berperan aktif mendampingi kader dalam posyandu lansia, menjadikan kegiatan ini sebagai kolaborasi antara dunia akademik dan komunitas.
Evaluasi dilakukan secara bertahap untuk menilai keberhasilan transfer pengetahuan dan efektivitas kegiatan. Tim pengabdi rutin berkoordinasi dengan mitra untuk memastikan kegiatan berlangsung sesuai rencana dan kader mampu menjalankan tugas secara mandiri.
Kegiatan ini juga berhasil membangkitkan semangat gotong royong. Kader yang awalnya pasif kini menjadi agen perubahan di lingkungan mereka. Para lansia pun mulai terbiasa dengan pengukuran kesehatan rutin dan lebih disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.
Menuju Desa Tangguh Lansia yang Sehat dan Mandiri

Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa pelatihan dan pendampingan kepada kader lansia dapat menjadi solusi konkret untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia di masa pandemi. Dengan berbekal pengetahuan dan alat edukasi, kader-kader ini mampu menjadi garda terdepan dalam membentuk lansia yang mandiri, sehat, dan sadar akan risiko penularan Covid-19.
Dosen Informatika dari Umsida, Hamzah Setiawan S Kom M Kom, yang juga tergabung dalam tim, menambahkan bahwa penyampaian informasi melalui media visual seperti poster sangat efektif dalam menjangkau lansia dan membantu kader saat memberikan penyuluhan.
Program ini tidak hanya menyasar peningkatan kesehatan, tetapi juga membentuk ketahanan sosial di tingkat desa. Kader lansia yang telah dilatih diharapkan menjadi role model dalam komunitas mereka serta mampu menjaga keberlanjutan program secara mandiri.
Penulis: Annifa Umma’yah Bassiroh