Fst.umsida.ac.id – Pengendalian biaya persediaan bahan baku merupakan salah satu tantangan penting dalam industri manufaktur, terutama bagi perusahaan krimer yang mengandalkan bahan baku seperti sodium caseinate. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh dosen Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Tedjo Sukmono ST MT, menunjukkan bahwa penerapan metode Continuous Review System (CRS) dapat mengoptimalkan pengendalian persediaan dan mengurangi biaya secara signifikan.
Tantangan Pengendalian Biaya Persediaan di Industri Krimer
Persediaan bahan baku seperti sodium caseinate menjadi komponen vital dalam proses produksi krimer. Sodium caseinate merupakan protein yang berasal dari susu mamalia dan digunakan sebagai bahan dasar dalam berbagai produk makanan. Namun, pengelolaan persediaan bahan baku ini membutuhkan strategi yang tepat untuk menghindari pemborosan akibat kelebihan stok maupun terhambatnya produksi akibat kekurangan bahan.
Menurut penulis penelitian, perencanaan persediaan yang baik akan membantu perusahaan dalam menyesuaikan produksi dengan permintaan pasar sehingga daya saing perusahaan tetap terjaga. Pada kenyataannya, banyak perusahaan menghadapi masalah tingginya biaya penyimpanan dan risiko kehabisan stok yang dapat mengganggu proses produksi.
Baca Juga: Diagnosa Cerdas Penyakit TBC Berbasis Web, Dosen Informatika Umsida Ciptakan Inovasi Sistem Pakar
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, terdapat dua metode utama dalam pengendalian persediaan, yaitu metode Periodic Review System dan Continuous Review System (CRS). Metode CRS yang meninjau tingkat persediaan secara terus-menerus memungkinkan perusahaan untuk melakukan pemesanan ulang secara tepat waktu, sehingga jumlah stok dapat selalu optimal.
Penerapan Metode Continuous Review System (CRS) dalam Studi

Penelitian ini menggunakan data permintaan bahan baku sodium caseinate selama periode 2018 hingga 2020 yang diolah dengan metode Continuous Review System, khususnya model CRS Lost Sales. Metode ini berfokus pada penghitungan jumlah pemesanan optimal, reorder point, dan cadangan pengaman yang tepat berdasarkan variabilitas permintaan dan waktu tunggu pengiriman bahan baku.
Dari analisis data, didapatkan rata-rata kebutuhan bahan baku sebesar 69.979 Kg per bulan dengan total kebutuhan tahunan mencapai ratusan ribu kilogram. Perhitungan biaya yang diperhitungkan meliputi biaya pembelian, pemesanan, penyimpanan, dan biaya kekurangan persediaan.
Melalui pendekatan CRS Lost Sales, hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah pemesanan optimal berada pada angka sekitar 94.424 Kg dengan reorder level sebesar 1.387.742 Kg dan cadangan pengaman 55.712 Kg. Dengan pengaturan ini, total biaya persediaan yang harus dikeluarkan perusahaan dapat ditekan hingga Rp 251,641 miliar per tahun, lebih rendah dibandingkan dengan metode pengendalian persediaan lain yang dianalisis.
Kesimpulan dan Implikasi bagi Industri Manufaktur

Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Academia Open fst.umsida.ac.id, penggunaan metode Continuous Review System Lost Sales terbukti lebih efektif dalam mengendalikan persediaan bahan baku pada industri krimer dibandingkan metode lainnya. Model CRS ini mampu meminimalkan biaya keseluruhan persediaan sekaligus mengantisipasi risiko kekurangan bahan baku yang dapat menghambat proses produksi.
Penulis menyarankan agar perusahaan manufaktur khususnya yang bergerak di bidang bahan makanan mempertimbangkan implementasi model CRS ini sebagai bagian dari sistem pengendalian persediaan mereka. Penggunaan metode ini akan membantu perusahaan dalam merencanakan kebutuhan bahan baku dengan lebih akurat, memaksimalkan efisiensi operasional, serta meningkatkan profitabilitas dengan mengurangi pemborosan biaya.
Selain itu, penerapan sistem ini juga menuntut dukungan teknologi informasi yang memadai, agar pengawasan stok dapat dilakukan secara real-time dan keputusan pemesanan dapat diambil secara tepat waktu. Hal ini selaras dengan perkembangan digitalisasi industri yang mengedepankan pengelolaan data untuk pengambilan keputusan bisnis yang lebih efektif.
Dengan pemahaman yang mendalam dan implementasi metode yang tepat, industri krimer dapat terus berkembang dan bersaing di pasar global yang kompetitif, sekaligus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal dan nasional.
Sumber: Jurnal “Optimization of Inventory Costs Using the Continuous Review System (CRS) Method in Controlling the Need for Raw Materials for the Crimean Industry“
Penulis: Annifa Umma’yah Bassiroh