Membangun Generasi Sehat Melalui Program Makan Gratis Berbasis Nutrisi ini Tanggapan Dosen Teknologi Pangan

Fst.umsida.ac.id – Program makan bergizi gratis telah resmi diterapkan oleh pemerintah mulai Senin, (06/01/2025). Program ini berlaku untuk siswa dari jenjang SD hingga SMA sederajat.

Makan Bergizi Gratis Perlu Memenuhi Nutrisi Ini

Dosen Teknologi Hasil Pangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Syarifa Ramadhani Nurbaya STP MP, menekankan pentingnya memperhatikan komposisi nutrisi dalam makanan yang disediakan pada program makan bergizi gratis.

“Kita perlu melihat apakah makanan yang disediakan mengandung karbohidrat sebagai sumber energi, protein untuk membangun dan mendukung pertumbuhan, lemak sehat yang penting untuk metabolisme sel, serta vitamin dan mineral yang mendukung tumbuh kembang siswa,” jelasnya.

Syarifa juga menyoroti pentingnya variasi dalam menu makanan sesuai kebutuhan gizi siswa. Misalnya, bahan seperti serealia dan umbi kaya akan karbohidrat, sementara daging, telur, dan ikan menyediakan protein hewani. Sayur dan buah menjadi sumber utama vitamin dan mineral, sedangkan kacang-kacangan merupakan sumber protein nabati.

“Menu makanan berbasis real food sangat penting, karena merupakan makanan yang minim bahan tambahan,” tambahnya.

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa bahan pangan lokal dapat dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan gizi siswa. Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah seperti beras, umbi, ikan, daging sapi dan ayam, serta berbagai jenis sayur dan buah yang mampu mencukupi kebutuhan nutrisi siswa tanpa harus mengandalkan produk impor.

“Di daerah pesisir, ikan bisa menjadi sumber protein yang dominan, sedangkan di daerah peternakan, daging dapat dimanfaatkan. Ini juga mencerminkan kemandirian pangan Indonesia,” katanya.

Tantangan dan Tips Agar Makanan Tetap Awet

Menurut Syarifa, cara memasak dan pengemasan makanan memengaruhi kualitas dan higienitasnya. Dengan menerapkan CPPOB (Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik), makanan dapat bertahan lebih lama dan tetap layak konsumsi.

“Jarak waktu antara memasak dan konsumsi juga sangat menentukan. Semakin lama makanan dibiarkan, mikroba akan terus berkembang dan menyebabkan makanan cepat basi,” paparnya.

Produksi makanan dalam jumlah besar menuntut para penyedia untuk tetap menjaga kualitas bahan pangan. Mereka harus memastikan tampilan, rasa, aroma, warna, dan tekstur makanan tetap menarik bagi siswa.

“Menu seperti sayur tumis lebih tahan lama dibandingkan sayur berkuah. Ikan juga bisa digoreng untuk memperpanjang masa konsumsinya,” tambahnya.

Ia juga menyebutkan bahwa pengemasan vakum dapat memperpanjang umur simpan makanan, meskipun metode ini memerlukan biaya tambahan.

Teknologi pangan berperan besar dalam hal ini, mulai dari penanganan pascapanen hingga pengolahan makanan untuk meminimalkan kerusakan nutrisi. Teknologi seperti pasteurisasi dan metode HTST (High Temperature Short Time) membantu menjaga kualitas gizi dalam bahan pangan.

“Selain menjaga nutrisi, pengolahan makanan juga harus memperhatikan prinsip halalan thoyyiban, yakni makanan yang halal dan aman untuk dikonsumsi,” ujarnya.

Nutrisi yang Paling Dibutuhkan Siswa

Untuk siswa yang berada dalam masa pertumbuhan, protein hewani sangat penting dalam mendukung perkembangan tubuh mereka. Zat besi juga memainkan peran krusial, membantu siswa tetap berkonsentrasi di kelas dan meningkatkan daya tahan tubuh.

“Zat besi terdapat dalam bahan pangan seperti daging, ikan, hati, bayam, brokoli, dan kacang-kacangan. Pengolahan yang tepat dapat menjaga kandungan nutrisinya,” ujar Syarifa.

Ia juga menekankan bahwa metode blansing pada sayur dapat meminimalkan kerusakan vitamin akibat pemanasan. Sementara itu, susu bisa diproses dengan metode pasteurisasi atau HTST untuk menjaga kandungan gizi tetap optimal.

Melalui program ini, diharapkan kebutuhan gizi siswa dapat terpenuhi, sehingga mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal.

Penulis: Romadhona S.

Editor: Ifa

Bertita Terkini

Pendampingan Ketahanan Pangan Umsida di SMKN 1 Jabon Dorong Gerakan Menanam Pohon
October 30, 2025By
Diseminasi Karya Inovasi Laboran (KILab 2025) FST dan FIKES, Hadirkan Inovasi Teknologi untuk Pembelajaran Praktikum
October 29, 2025By
Benchmarking Kurikulum MIST UMSIDA ke MIST ITS: Langkah Strategis Gali Potensi dan Keunggulan Program
October 19, 2025By
Umsida Resmi Buka S1 Sains Data, Siap Buka Peluang Data Analyst
October 12, 2025By
SMK Muhammadiyah 3 Ngoro Kunjungi FST Umsida untuk Bangun Sinergi Pendidikan Teknologi
October 7, 2025By
FST Umsida Hadirkan Pakar Energi Undiknas Bahas Smart Grid dan Teknologi Ketenagalistrikan Modern
October 5, 2025By
FST Umsida dan Undiknas Denpasar Perkuat Sinergi Riset dan Tridharma Perguruan Tinggi
October 4, 2025By
Arak-arakan Meriah Warnai Closing Ceremony Fortama FST Umsida 2025
September 30, 2025By

Prestasi

Tim IMEI Umsida Kembali Menorehkan Prestasi, Raih Juara 2 di KMHE 2025 UNEJ!
October 28, 2025By
Mahasiswa Teknik Mesin Umsida Ciptakan Solusi Sampah Plastik dan Menjadi Juara Nasional
October 10, 2025By
Pojok Statistik Umsida Raih Peringkat 1 Nasional Kategori Binaan BPS Kabupaten
October 8, 2025By
Dosen Teknik Industri Umsida Raih Gelar Doktor dari ITS, Siap Kontribusi dalam Pengembangan Riset dan Pendidikan
September 25, 2025By
Perjuangan Dini Oktabiyanti Mahasiswa Umsida Berbuah Juara di Kejuaraan Pencak Silat Nasional
September 7, 2025By
Nauval Akhiri Perjalanan Pencak Silat dengan Medali Emas di Kejuaraan Kanjuruhan Fighter 2025
September 2, 2025By
Husein Qiyamuddin Sabet Juara 2 Pencak Silat Malang Championship 5
August 10, 2025By
Aris Buktikan Mahasiswa Kupu-Kupu Bisa Jadi Wisudawan Terbaik
July 29, 2025By