Fst.umsida.ac.id – Isu ketahanan pangan lokal menjadi perhatian utama di Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, pertumbuhan populasi, serta distribusi pangan yang tidak merata. Berdasarkan informasi dari Pusat Studi Pangan dan Perikanan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, rekayasa teknologi dalam budidaya tanaman serta pengolahan pangan lokal dianggap solusi efektif untuk meningkatkan ketahanan pangan, khususnya di wilayah pedesaan.
Ketahanan pangan mencakup lebih dari sekadar ketersediaan pangan; aspek distribusi, aksesibilitas, serta kualitas pangan juga menjadi bagian penting. Berikut beberapa pendekatan inovatif yang dapat diterapkan untuk mendukung ketahanan pangan lokal melalui teknologi modern.
Baca Juga: Tim Abdimas Umsida adakan Pelatihan dan Pengelolaan Website untuk IGABA Sidoarjo
Pemanfaatan Teknologi dalam Budidaya Tanaman
Inovasi teknologi dalam sektor pertanian memainkan peran penting dalam meningkatkan produktivitas tanaman pangan. Teknologi seperti hidroponik, aeroponik, dan kultur jaringan memberikan alternatif bagi petani untuk memaksimalkan lahan terbatas dan meningkatkan efisiensi produksi. Selain itu, penggunaan varietas unggul yang tahan hama dan perubahan iklim menjadi faktor kunci keberlanjutan produksi.
Menurut dokumen dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, teknologi budidaya tanaman tidak hanya mendukung peningkatan hasil panen, tetapi juga menjaga kualitas tanah dan air di sekitar lahan pertanian. Misalnya, dengan meminimalkan penggunaan pestisida dan pupuk kimia berlebihan, teknologi ini mampu mengurangi dampak lingkungan yang negatif.
Diversifikasi tanaman menjadi pendekatan lain yang disoroti. Dengan menanam berbagai jenis tanaman pangan lokal, ketahanan pangan bisa lebih terjamin karena mengurangi ketergantungan pada satu jenis tanaman. Tanaman lokal cenderung lebih adaptif terhadap kondisi lingkungan setempat, sehingga lebih berkelanjutan.
Pengolahan Pangan Lokal untuk Ketahanan Pangan
Selain inovasi di bidang budidaya, pengolahan pangan lokal juga menjadi langkah strategis untuk menjaga ketahanan pangan. Fokusnya tidak hanya memperpanjang umur simpan, tetapi juga meningkatkan nilai tambah produk pangan lokal. Contohnya, jagung, singkong, dan ubi jalar dapat diolah menjadi produk turunan dengan nilai jual lebih tinggi.
Penelitian dari Pusat Studi Pangan dan Perikanan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menunjukkan bahwa inovasi pengolahan pangan lokal tidak hanya memperpanjang masa simpan produk, tetapi juga memperluas pasar. Diversifikasi produk olahan memberikan lebih banyak pilihan kepada konsumen dan mengurangi ketergantungan pada pangan impor.
Sebagai contoh, jagung dapat diolah menjadi tepung, keripik, atau camilan lainnya yang memiliki nilai ekonomis tinggi bagi petani. Singkong juga dapat diubah menjadi tepung tapioka, kue tradisional, atau makanan ringan modern yang diminati generasi muda.
Baca Juga: Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Teknik Sipil melalui Kunjungan Lapangan ke PT SPU MIX
Peran Pendidikan dan Penyuluhan dalam Teknologi Pangan
Untuk memastikan keberlanjutan ketahanan pangan lokal, pendidikan dan penyuluhan bagi petani serta masyarakat sangat penting. Edukasi tentang pemanfaatan teknologi modern dalam budidaya dan pengolahan pangan dapat meningkatkan kesadaran serta kemampuan petani mengelola sumber daya pangan secara lebih efektif.
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo aktif menyebarluaskan pengetahuan ini melalui program pelatihan dan penyuluhan bagi petani di pedesaan. Pendekatan ini diharapkan membantu petani lebih siap menghadapi tantangan produksi pangan, seperti perubahan iklim atau masalah hama.
Pendidikan terkait manajemen rantai pasok juga penting. Dengan pemahaman yang baik, petani dapat memastikan distribusi pangan berlangsung efisien dan produk sampai ke konsumen dalam kondisi layak konsumsi.
Ketahanan pangan lokal membutuhkan inovasi teknologi di bidang budidaya dan pengolahan pangan. Teknologi modern mampu meningkatkan produktivitas pangan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Pengolahan pangan lokal yang kreatif membuka peluang ekonomi baru, terutama di pedesaan.
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo melalui Pusat Studi Pangan dan Perikanan telah memberikan kontribusi signifikan dengan solusi berbasis penelitian yang aplikatif. Pendidikan dan penyuluhan menjadi elemen penting agar teknologi dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mewujudkan ketahanan pangan lokal secara berkelanjutan.
Dengan pendekatan inovatif, ketahanan pangan lokal bukan hanya impian, tetapi kenyataan yang dapat dihadapi optimis di tengah tantangan global seperti perubahan iklim dan ketidakpastian ekonomi.
Sumber: Junal, Freepik
Penulis: Ifa