Inovasi Sherbet Mentimun dengan Sari Pandan dan Pemanis dari Dosen Umsida

Fst.umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) terus membuktikan komitmennya dalam mendukung penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat luas melalui program hibah riset internal yang diluncurkan setiap tahunnya. Pada tahun 2024 ini, salah satu dosen dari Program Studi Teknologi Pangan, Syarifa Ramadhani Nurbaya STP MP, berhasil meraih hibah tersebut. Syarifa, yang juga seorang ahli dalam bidang teknologi pangan, tidak sendiri dalam menjalankan penelitiannya. Ia berkolaborasi dengan seorang mahasiswa berprestasi, Danya Mozza Elshiva, untuk menciptakan sebuah produk inovatif berupa sherbet mentimun yang diperkaya dengan konsentrasi sari daun pandan wangi dan berbagai jenis pemanis.

Eksperimen untuk Meningkatkan Rasa dan Tekstur Sherbet

Riset ini bukan hanya sekadar eksperimen, tetapi sebuah upaya untuk menciptakan produk pangan yang rendah lemak, segar, dan tentunya dapat dinikmati oleh semua kalangan. Sebagai seorang dosen yang berdedikasi, Syarifa melihat potensi besar dari bahan dasar mentimun yang selama ini mungkin belum banyak dilirik oleh industri pangan. Mentimun, yang dikenal memiliki warna pucat dan rasa yang cenderung hambar, ternyata menyimpan kekayaan nutrisi yang luar biasa. Syarifa menjelaskan bahwa mentimun mengandung vitamin C dan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan, memberikan manfaat kesehatan yang signifikan bagi tubuh.

Dalam penelitiannya, Syarifa dan Mozza tidak hanya sekadar menciptakan sherbet mentimun, tetapi juga melakukan serangkaian eksperimen untuk menemukan kombinasi bahan yang tepat agar produk ini memiliki rasa, tekstur, dan aroma yang sempurna. Salah satu inovasi yang dihadirkan dalam riset ini adalah penambahan sari daun pandan wangi. “Mentimun itu memiliki warna pucat dan rasa yang hambar sehingga perlu ditambahkan bahan pangan lain seperti sari daun pandan wangi untuk memperkuat rasa dan aroma,” ungkap Syarifa. Dengan menggunakan sari daun pandan, diharapkan sherbet mentimun ini tidak hanya lebih menarik dari segi visual tetapi juga memiliki aroma yang khas dan menggugah selera.

Baca Juga: ICSSET 2024 Dorong Inovasi Teknologi intil Transformasi Industri di Era Society 5.0

Tantangan dan Proses Penelitian yang Mendalam

Selain sari daun pandan, jenis pemanis yang digunakan juga menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Syarifa dan Mozza melakukan analisis mendalam untuk menentukan jenis pemanis yang paling sesuai, sehingga sherbet yang dihasilkan memiliki rasa manis yang seimbang dan disukai oleh konsumen. Pemilihan pemanis ini tidak hanya didasarkan pada rasa, tetapi juga pada faktor kesehatan dan stabilitas produk.

Mentimun, yang selama ini lebih dikenal sebagai lalapan atau pelengkap hidangan, ternyata memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi produk pangan yang lebih bernilai. Menurut Syarifa, pemilihan mentimun sebagai bahan utama dalam pembuatan sherbet ini bukan tanpa alasan. Selain kaya akan vitamin C dan flavonoid, mentimun juga mudah ditemukan di pasaran dan memiliki harga yang relatif terjangkau. Hal ini tentu menjadi nilai tambah dalam upaya menciptakan produk pangan yang tidak hanya sehat tetapi juga ekonomis. “Dari yang saya lihat, mentimun hanya dijadikan sebagai lalapan, padahal memiliki kandungan yang baik dan gampang ditemukan. Jadi, akan sangat apik jika mentimun dapat diolah menjadi suatu produk. Selain itu, juga dapat memperpanjang masa simpan,” tambah Mozza.

Proses penelitian ini sendiri dimulai sejak bulan April 2024 dan melibatkan berbagai tahapan uji untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan. Syarifa dan Mozza melakukan beberapa analisis pangan seperti uji vitamin C untuk memastikan kandungan nutrisi dalam sherbet tetap terjaga, uji klorofil untuk menilai kandungan pigmen hijau yang terdapat dalam mentimun dan pandan, serta pengukuran tekstur, warna, dan daya leleh untuk menilai kualitas fisik dari produk akhir. Selain itu, mereka juga melakukan uji overrun atau peningkatan volume untuk melihat seberapa banyak udara yang terperangkap dalam sherbet, TPT (Total Padatan Terlarut) untuk menilai tingkat kepekatan bahan, serta pengujian organoleptik untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan.

Salah satu tantangan terbesar dalam penelitian ini adalah mendapatkan hasil yang sesuai dengan ekspektasi, terutama dalam hal rasa dan tekstur. Mozza, sebagai mahasiswa yang terlibat langsung dalam penelitian ini, mengaku merasa tertantang namun juga sangat antusias. “Dalam pengerjaannya, saya merasa tertantang dan seru karena harus melakukan pembuatan produk hingga analisa yang terkadang ada saja kejadian yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan,” ungkap Mozza. Namun, berkat bimbingan dari Syarifa serta ketekunan dan semangat yang dimiliki oleh Mozza, berbagai tantangan tersebut dapat diatasi dengan baik.

Potensi Pengembangan Produk Sherbet Mentimun di Masa Depan

Penelitian yang dilakukan oleh Syarifa dan Mozza ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata tidak hanya bagi pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga bagi industri pangan, kesehatan, dan pertanian. Produk sherbet mentimun ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut dan diproduksi secara massal, mengingat bahan bakunya yang mudah didapat dan proses pembuatannya yang relatif sederhana. Selain itu, produk ini juga dapat menjadi alternatif makanan sehat yang cocok untuk dikonsumsi oleh berbagai kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa.

Baca Juga: Inovasi Teknologi di ICSSET 2024 Menghadapi Tantangan Era Society 5.0

Melalui hibah riset internal Umsida ini, diharapkan dapat lahir lebih banyak lagi inovasi-inovasi dalam bidang teknologi pangan yang tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga dapat meningkatkan daya saing produk pangan lokal di kancah nasional maupun internasional. Umsida terus mendorong dosen dan mahasiswa untuk berkolaborasi dalam melakukan penelitian yang inovatif dan aplikatif, serta memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat luas.

Penyunting: Ifa

Bertita Terkini

Dari Benih ke Panen Hidroponik Peserta Edufair Agroteknologi Rasakan Sensasi Bertani Modern
February 21, 2025By
Edufair Agroteknologi Umsida 2025 Mengupas Hidroponik sebagai Peluang Masa Depan
February 20, 2025By
Mengubah Limbah Air Kelapa Menjadi Peluang Usaha Bernilai Ekonomi
February 18, 2025By
Buah Naga Merah Minuman Sehat Berbasis dengan Metode Osmosis
February 17, 2025By
Pemantauan Faktor Manusia untuk Meningkatkan Iklim Keselamatan pada Proyek Konstruksi
February 16, 2025By
Industrial Festival Meriahkan Dies Natalis ke-4 Program Studi Teknik Industri
February 14, 2025By
Membentuk Pemimpin Muda LKTD 2025 HMTI Umsida dengan Kepemimpinan Berkarakter
February 13, 2025By
Optimasi Kinerja Mekanis Komposit Berbasis Serat Sansevieria Melalui Perlakuan Alkali
February 12, 2025By

Prestasi

Berangkat Bawa Diri, Pulang Bawa Piala: Tim Tafana Juara 3 LKTIN di Instiper Yogyakarta
February 5, 2025By
Warek 1 Sekaligus Dosen Teknik Industri Umsida, Prof Dr Hana Catur Wahyuni, Resmi Raih Gelar Guru Besar
December 19, 2024By
Yudisium FST Umsida: Prestasi Gemilang dengan IPK Tertinggi Fakultas dan Program Studi
October 16, 2024By
Jenggolo Team UMSIDA: Perjalanan Penuh Semangat dalam Kompetisi Mobil Hemat Energi
March 6, 2024By
IMEI Creativity: Melaju Gemilang di Sirkuit Ancol, Namun Drama Kegagalan Mewarnai Perjalanan Menuju Puncak!
March 6, 2024By
Persembahan Gemilang: Tim IMEI Umsida Memborong Prestasi di Kompetisi Mobil Listrik Internasional Shell Eco Marathon 2023
March 5, 2024By
Prestasi Gemilang Tim Pencak Silat Umsida di Pomprov Jatim 2023: Raih Emas dan Perunggu, Masuk Posisi Ke-8 dari 108 Universitas
January 12, 2024By
Tim Punakawan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) Juara Kompetisi Nasional Robotik Antar-Universitas di UIN Sunan Gunung Djati
December 18, 2023By