Inovasi Mesin Uap Otomatis Mendukung Keberlanjutan Batik Eco-Printing Lokal

Fst.umsida.ac.id – Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang mendunia dan telah diakui UNESCO. Namun, para perajin batik di Desa Toronan, Pamekasan, dan Desa Kembang Belor, Pacet, menghadapi banyak tantangan, termasuk waktu produksi yang lama, biaya tinggi, dan kurangnya promosi yang efektif. Untuk menjawab tantangan tersebut, sebuah inovasi penting telah diperkenalkan, yaitu mesin uap otomatis untuk proses eco-printing batik.

Menurut penelitian dari salah satu dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (umsida), teknologi ini memberikan solusi bagi perajin untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi. Dengan mesin uap otomatis, satu kali pengukusan bisa memproses hingga 18 gulungan kain. Selain hemat waktu, teknologi ini juga mengurangi biaya produksi secara signifikan.

Proses eco-printing, yang menggunakan bahan alami seperti daun dan bunga, juga menambahkan nilai estetika sekaligus ramah lingkungan. Hal ini membuat batik yang dihasilkan lebih diminati, terutama oleh pasar yang peduli terhadap isu lingkungan.

Mengapa Eco-Printing Jadi Pilihan Utama?

Eco-printing adalah metode mencetak motif pada kain menggunakan bahan-bahan alami seperti daun, bunga, dan kulit kayu sebagai pewarna. Proses ini berbeda dari metode tradisional yang menggunakan pewarna kimia, yang sering kali menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan.

Menurut laporan tim peneliti, penggunaan bahan alami membuat setiap motif batik menjadi unik dan sulit ditiru. Ini memberi nilai tambah yang sangat penting bagi produk batik lokal. Selain itu, motif eco-printing telah menjadi tren di kalangan pecinta lingkungan dan fashion karena tidak hanya menghasilkan desain khas tetapi juga memberikan identitas baru bagi batik dari Pamekasan dan Pacet.

Potensi lokal yang melimpah, seperti daun kenikir, suren, dan jati, dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk menciptakan motif yang tak hanya indah tetapi juga ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal, para perajin dapat menciptakan produk yang benar-benar khas dan memiliki daya saing tinggi.

Bagaimana Inovasi Mesin Ini Membantu Perajin Batik?

Mesin uap otomatis tidak hanya mempermudah proses pengukusan dalam eco-printing tetapi juga memberikan pelatihan kepada para perajin di aspek lain yang penting untuk keberlangsungan usaha. Program pelatihan melibatkan empat tahap utama:

  1. Pelatihan Teknik Eco-Printing:
    Para perajin diajarkan teknik mencetak motif menggunakan bahan alami. Dua metode utama yang diajarkan adalah teknik KUKB (Kain Utama Kain Blanket) dan teknik mirroring. Dengan kedua teknik ini, hasil cetakan pada kain menjadi lebih detail dan artistik.
  2. Implementasi Mesin Uap Otomatis:
    Pelatihan ini mengajarkan cara menggunakan mesin dengan aman dan efisien. Mesin ini dirancang untuk mengukus kain pada suhu di atas 70°C selama dua jam, menghasilkan warna yang lebih tajam dan tahan lama.
  3. Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP):
    Para perajin dilatih menentukan harga jual dengan mempertimbangkan biaya langsung dan tidak langsung. Ini membantu mereka menetapkan harga yang kompetitif di pasar.
  4. Pelatihan Branding dan Pemasaran Digital:
    Dalam era digital, promosi melalui media sosial dan e-commerce menjadi sangat penting. Para perajin diajarkan cara membuat akun di platform seperti Shopee dan Instagram, serta bagaimana memaksimalkan potensi pemasaran digital.

Setelah pelatihan, para perajin tidak hanya mampu memproduksi kain dengan lebih efisien tetapi juga memahami cara memasarkan produk mereka secara online. Hal ini menjadi langkah besar dalam meningkatkan daya saing produk mereka di pasar yang lebih luas.

Dampak Positif bagi Ekonomi Lokal

Program ini memberikan dampak signifikan bagi para perajin batik. Sebelumnya, banyak dari mereka hanya mampu menjual 1-2 kain per minggu. Namun, setelah pelatihan dan penggunaan mesin uap otomatis, angka penjualan meningkat dua kali lipat dalam waktu singkat. Hal ini tidak hanya meningkatkan pendapatan para perajin tetapi juga membuka peluang bagi mereka untuk memperluas pasar hingga ke tingkat nasional.

Selain itu, program ini juga membantu memanfaatkan potensi wisata lokal di Pamekasan dan Pacet sebagai media promosi. Wisatawan kini bisa mengenal dan membeli batik eco-printing sebagai oleh-oleh khas daerah. Keunikan motif yang dihasilkan dari bahan-bahan alami lokal memberikan daya tarik tersendiri bagi pasar.

Baca Juga: Kerja Sama Strategis SMKN Kebonagung Pacitan dan Fakultas Sains dan Teknologi Umsida

Melalui teknologi dan pelatihan ini, diharapkan para perajin batik dapat semakin maju dan mandiri. Kombinasi antara inovasi teknologi dan tradisi ini menjadi kunci untuk menjaga kelestarian budaya lokal sambil mendorong keberlanjutan ekonomi mereka.

Inovasi mesin uap otomatis untuk eco-printing telah membawa angin segar bagi industri batik di Pamekasan dan Pacet. Dengan mempersingkat waktu produksi, menghemat biaya, dan meningkatkan kualitas produk, teknologi ini membantu para perajin untuk bersaing di pasar yang lebih luas. Selain itu, pelatihan menyeluruh dalam teknik eco-printing, perhitungan harga jual, dan pemasaran digital semakin memperkuat kemampuan para perajin dalam mengelola usaha mereka.

Dengan hasil nyata berupa peningkatan produksi dan penjualan, program ini membuktikan bahwa kombinasi antara tradisi dan teknologi dapat menjadi solusi untuk menjaga keberlanjutan ekonomi dan budaya lokal. Sebagai warisan budaya yang tak ternilai, batik kini tidak hanya dilestarikan tetapi juga dikembangkan untuk menjawab kebutuhan pasar modern.

Sumber: Jurnal, Freepik

Penulis: Ifa

Bertita Terkini

Kerja Sama Strategis SMKN Kebonagung Pacitan dan Fakultas Sains dan Teknologi Umsida
January 6, 2025By
Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Teknik Sipil melalui Kunjungan Lapangan ke PT SPU MIX
January 1, 2025By
Pelatihan Pemanfaatan Pekarangan untuk Ketahanan Pangan dan SDGs Bersama Aisyiyah Durungbedug
December 31, 2024By
Kunjungan Mahasiswa Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA) Malaysia ke Fakultas Sains dan Teknologi UMSIDA
December 27, 2024By
Efek Kombinasi Ectomycorrhizal Fungi, Mikoriza, dan Trichoderma harzianum pada Pertumbuhan Bibit Cengkeh
December 23, 2024By
Pentingnya Deteksi Masker Wajah di Era Moderen
December 20, 2024By
Perjalanan Panjang Prof Dr Ir Sutarman MP Dari Keluarga Sederhana hingga Meraih Gelar Guru Besar
December 18, 2024By
Generasi Peduli Pangan: Workshop Umsida Tingkatkan Kesadaran Konsumsi Halal dan Aman
December 16, 2024By

Prestasi

Warek 1 Sekaligus Dosen Teknik Industri Umsida, Prof Dr Hana Catur Wahyuni, Resmi Raih Gelar Guru Besar
December 19, 2024By
Yudisium FST Umsida: Prestasi Gemilang dengan IPK Tertinggi Fakultas dan Program Studi
October 16, 2024By
Jenggolo Team UMSIDA: Perjalanan Penuh Semangat dalam Kompetisi Mobil Hemat Energi
March 6, 2024By
IMEI Creativity: Melaju Gemilang di Sirkuit Ancol, Namun Drama Kegagalan Mewarnai Perjalanan Menuju Puncak!
March 6, 2024By
Persembahan Gemilang: Tim IMEI Umsida Memborong Prestasi di Kompetisi Mobil Listrik Internasional Shell Eco Marathon 2023
March 5, 2024By
Prestasi Gemilang Tim Pencak Silat Umsida di Pomprov Jatim 2023: Raih Emas dan Perunggu, Masuk Posisi Ke-8 dari 108 Universitas
January 12, 2024By
Tim Punakawan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) Juara Kompetisi Nasional Robotik Antar-Universitas di UIN Sunan Gunung Djati
December 18, 2023By