Fst.umsida.ac.id – Belimbing wuluh atau averrhoa bilimbi salah satu tanaman yang ditanam di taman asman toga Sumorame, selain itu di pekarangan rumah warga perumahan banyak ditemukan tanaman berkambium ini. Tanaman yang memiliki buah bewarna hijau kekuningan memiliki komposisi kimia sebagai berikut nilai energi total yang rendah (25,36 kkal 100 g-1). Buah ini juga menunjukkan kandungan serat pangan yang rendah (0,62 g 100 g-1), total vitamin E (17,62 µg 100 g-1), total karotenoid (0,32 g 100 g-1), dan kandungan vitamin C, seng, tembaga, zat besi yang tinggi, mangan, molibdenum, dan krom. selain itu bilimbi dikenal sebagai agen antibakteri, tinggi vitamin C dan kaya antioksidan.

Belimbing wuluh biasanya hanya dikonsumsi sebagai sayur dalam kehidupan sehari-hari misalnya untuk pepes, sayur asem, asem-asem ayam ataupun ikan. Ketersediaan belimbing wuluh yang tidak mengenal musim cukup melimpah, sehingga perlu dilakukan diversifikasi produk berbasis belimbing wuluh yang memiliki nilai jual lebih dibandingkan apabila dikonsumsi segar atau hanya berakhir di meja makan sebagai sayur olahan. Rasa khas belimbing wuluh sering kali membuat masyarkaat bingung untuk memanfaatkannya, padahal komponen gizi belimbing wuluh merujuk pada dapat digunakannya sebagai makanan fungsional.
Pangan fungsional
Pangan fungsional adalah makanan yang mengandung senyara bioaktif yang dapat memberikan manfaat kesehatan tambahan. senyawa bioaktif ini meningkatkan fungsi fisiologis tubuh, misalnya meningkatkan sistem imun, menjaga keseimbangan mikroflora usus, dan membantu menurunkan kadar lemak darah. Contoh makanan fungsional misalnya yogurth, kombucha, buah-buahan, sayuran bahkan biji-bijan yang kaya nutrisi dan senyawa bioaktif.
Salah satu komponen belimbing wuluh vitamin C, flavonoid, bersifat antimikroba dan antiinflamasi sehingga belimbing wuluh dapat diinovasikan menjadi produk yang bersifat fungsional. Manfaat mengkonsumsi belimbing wuluh diantaranya adalah meningkatkan daya tahan tubuh, mengatur kadar gula darah, mengurangi peradangan, mengatasi jerawat, menurunkan tekanna darah bahkan mengatasi batuk dan flu.
Diversifikasi belimbing wuluh
Diversifikasi pangan adalah upaya meningkatkan keragaman jenis makanna yang dikonsumsi, sehinga tidak hanya bergantung pada satu jenis makanan saja. Diversifikasi dilakukan bertujuan untuk mendukung pertanian lokal, mengembangkan pangan lokal, mengedukasi masyarakat serta meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Diversifikasi yang akan dilakukan tim pengabdi yang terdiri dari dosen Prodi Teknologi Pangan, diketuai oleh Ibu Rima Azara STP MP beranggotakan Bapak Dr. Lukman Hudi STP MMT dan bapak Ir Al Machfud WDP MM serta berkolaborasi dengan anggota Pusat Studi Pangan dan Perikanan Ibu Rahmah Utami B STPMP mengelaborasikan produk turunan berbasis belimbing wuluh yaitu selai belimbi, nastar belimbi, minuman belimbi, dan jely belimbi.
Selai Belimbi

Selai adalah makanan olesan yang biasanya terbuat dari buah buahan dengan ditambahkan gula, pektin, dan asam. Selai yang sering dibuat biasanya terbuat dai buah nanas, apel, stoberi, dan sebagainya. Pada pengabdian kali ini dibuatlah inovasi produk selai dengan bahan baku belimbing wuluh. Pembuatannya cukup mudah yaitu dengan terlebih dahulu membersihkan belimbing wuluh, kemudian belimbing wuluh diparut dan diambil ampasnya. Setelah ampas didapatkan kemudian dicampurkan dengan gula sebanyak 65% dan juga air sebanyak 10%. Setelah itu dimasak sampai mengental. Selai belimbi yang sudah jadi dapat diaplikasikan langsung untuk menjadi olesan roti atau sebagai bahan pengisi pada produk nastar.
Nastar Belimbi

Nastar adalah kue favorit yang banyak digemari oleh masyarakat kita terutama pada saat lebaran. Nastar terbuat dari tepung terigu yang ditambahkan margarin, gula, dan telur dan kemudian biasanya diisi dengan selai. Selai yang biasanya digunakan adalah selai nanas. Pada kesempatan pengabdian kali ini, inovasi yang dilakukan adalah dengan mengisi nastar dengan selai belimbi. Penggunaan selai belimbi pada produk nastar akan menambah daya tarik tersendiri, karena nastar hadir dalam rasa baru, perpaduan rasa manis adonan kuenya dan asam dari selai belimbinya. Para peserta juga menyambut baik inovasi ini, salah satu peserta mengatakan “ternyata enak juga ya, selai belimbinya, cocok banget buat isian nastar. Ini bisa jadi salah satu produk yang biasa kita produksi bersama-sama, untung-untung kalau laris manis jika diperjual belikan”.
Jely Belimbi
Jely adalah makanan yang biasanya digemari oleh anak-anak, merupakan produk yang setengah padat dengan warna transparant. Jely biasanya dibuat dari sari buah buahan dengan menambahkan gula sebagi pemanis. Pengabdian kali ini, membuat inovasi jely dengan bahan baku sari belimbing wuluh. Rasanya yang asam ditambahkan dengan penambahan sedikit gula menjadi salah satu hidangan yang istimewa.
Minuman Belimbi
Sari belimbing wuluh selain dimanfaatkan untuk membuat jely juga bisa dibuat untuk minuman. Minuman dari belimbing wuluh ini juga menarik perhatian para peserta pengabdian. Bahkan salah satu peserta menyampaikan sudah punya angan-angan untuk bisa produksi minuman dari sari belimbing wuluh. Penambahan bahan lain seperti kunyit juga bisa menjadi pilihan yang bagus.
Pendampingan dan Pelatihan dengan Kelompok Asman Toga Sumorame
Pendampingan dan pelatihan pada kelompok Asman Toga Sumorame dilakukan pada hari Jumat 23 Mei 2025. Acara diawali dengan penyampaian materi terkait diversivifikasi belimbing wuluh, dilanjutkan dengan sesi diskusi. Pameran produk diversifikasi belimbing wuluh juga dilakukan, peserta juga diberi kesempatan untuk mencicipi sekaligus memberikan testimoninya. Meskipun pada saat acara hujan cukup deras, tapi tidak sedikitpun mengurangi semangat para kelompok Asman Toga untuk belajar bersama-sama terkait diversifikasi produk dari belimbing wuluh.
Para kelompok Asman Toga berharap acara pengabdian masyarakat tidak berhenti sampai acara selesai, tapi diharapkan ada acara-acara berikutnya untuk menindaklanjuti terkait pengabdian kali ini. Mulai dari produk-produk lain yang bisa dibuat selain produk yang sudah ditampilkan pada saat acara seperti misalnya sambal belimbing wuluh ataupun diversifikasi produk dari bahan baku lain. Acara diakhiri dengan pembacaan doa dan foto bersama untuk bisa menjadi memori indah yang terdokumentasikan.
Penulis:
Penyunting: Annifa Umma’yah Bassiroh