Gandeng Perempuan Penggerak Aisyiyah NTT, Dosen Umsida Buat Inovasi Tea Compost Bag

Fst.umsida.ac.id – Intan Rohma Nurmalasari SP MP, dosen program studi Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), bersama Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Nusa Tenggara Timur (PWA NTT) membuat inovasi untuk meningkatkan kualitas pangan halal di daerah tersebut.

 

Melalui pelatihan dan pendampingan Integrated Urban Farming berupa tea compost bag secara hybrid, perempuan penggerak Aisyiyah diberi pengetahuan tentang cara meningkatkan produksi pangan dan bisa menyelesaikan masalah dengan baik.

PWA NTT Masih Asing dengan Integrated Urban Farming

Img: Pribadi
  1. Diketahui bahwa mayoritas dari anggota PWA NTT khususnya di Kecamatan Oebobo, Kabupaten Kupang, berprofesi sebagai petani dan pelaku UMKM.

 

Namun saat bekerja, lahan di daerah tersebut rentan mengalami kekeringan sehingga irigasi juga tersumbat. Selain itu, banyak terjadi alih fungsi lahan pertanian yang diubah menjadi infrastruktur.

 

Salah satu fokus utama adalah meningkatkan pemahaman mereka mengenai pentingnya mutu halal dalam pangan.

 

Dosen yang biasa disapa Intan itu mengatakan bahwa program ini telah sesuai dengan tujuan abdimas, yaitu meningkatkan kesejahteraan, kesehatan, dan pemberdayaan perempuan penggerak Aisyiyah melalui wawasan pertanian terintegrasi, keamanan, dan mutu halal berbasis Racik Nutrisi Hidroponik secara mandiri.

 

“Itu merupakan upaya ketahanan dan keamanan pangan serta menjaga mutu halal. Nantinya, program ini diintegrasikan dengan hasil pencapaian Goals 2 SDGs 2030 Indonesia,” tuturnya.

 

Solusi Inovatif dengan Tea Compost Bag Hidroponik

Salah satu solusi yang diperkenalkan dalam program ini adalah penggunaan Tea Compost Bag Hidroponik yang terbuat dari bahan organik.

 

Sistem ini memungkinkan masyarakat, khususnya perempuan penggerak Aisyiyah, untuk mengelola pertanian dalam skala kecil dengan hasil yang optimal.

 

Tea Compost Bag merupakan kompos organik cair yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi penggunaan pupuk kimia.

 

“Selain itu, sistem pertanian terintegrasi ini dapat dilakukan di lahan yang terbatas, sehingga sangat cocok diterapkan di daerah perkotaan atau desa dengan lahan terbatas,” ujarnya.

 

Sistem ini tidak hanya meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga berkelanjutan dan ramah lingkungan karena memanfaatkan sampah pertanian dan kotoran ternak untuk pakan dan pupuk.

 

Pelatihan tea compost bag sebagai program pendampingan Integrated Urban Farming ini dilaksanakan secara offline sebanyak dua kali yakni pada 6 Maret dan 2 Juni 2025.

 

Bertempat di Kantor PW Aisyiyah NTT, kegiatan ini turut bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Kupang.

 

Pendampingan untuk Meningkatkan SDM Perempuan Penggerak Aisyiyah

Ing: Pribadi

Melalui pendampingan hybrid yang dilaksanakan secara offline dan online, para perempuan penggerak Aisyiyah di NTT diberikan pengetahuan dan keterampilan yang berguna untuk meningkatkan kualitas pertanian mereka.

Perempuan penggerak Aisyiyah Nusa Tenggara Timur yang terletak di Kabupaten Kupang, juga dilakukan berupa sosialisasi gerakan “melek mutu halal” sebagai upaya dasar perbaikan Sumber Daya Manusia (SDM) Perempuan Penggerak Aisyiyah di lingkungan tersebut.

 

Selain itu, pengabdian masyarakat ini juga berfokus pada peningkatan kesadaran perempuan penggerak Aisyiyah mengenai pentingnya program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang bertujuan untuk mengurangi prevalensi stunting dan kelaparan.

 

“Kami memilih PWA NTT lantaran di daerah tersebut belum ada pelatihan mutu pangan halal, dan integrated urban farming sebelumnya,” kata Ketua Pusat Studi SDGs Umsida itu.

 

Setelah berbincang dengan PWA NTT, Intan mengungkapkan harapan mereka untuk selalu intens berkomunikasi untuk mendapatkan kesempatan mendapat pelatihan dan pendampingan yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

 

Dengan adanya pengetahuan tentang pertanian terintegrasi dan keamanan pangan, Intan berharap perempuan penggerak Aisyiyah dapat berperan lebih aktif dalam meningkatkan kualitas pangan dan mencegah kasus keracunan makanan.

 

Penulis: Romadhona S.

Editor: Annifa Umma’yah Bassiroh

Bertita Terkini

Generasi Melek Data Belajar Analisis dan AI dalam Workshop Statistik Umsida
August 24, 2025By
Workshop Statistik Sektoral Seri 11 Bahas Eksplorasi Data di Umsida
August 22, 2025By
Open House Kedua S2 MIST Umsida Perkenalkan Inovasi untuk Masa Depan
August 18, 2025By
S2 MIST Umsida Sukses Gelar Zoom Online Meeting untuk Pengenalan Dosen dan Program Studi
August 16, 2025By
Seminar Nasional HIMATEKSIP: Meningkatkan Kesadaran Lingkungan untuk Indonesia Emas 2045
August 15, 2025By
FST Umsida Kenalkan Dunia Kampus kepada Siswa SMKN 1 Beji
August 13, 2025By
Dosen Umsida Kenalkan SFMS di ITBAD Lamongan, Permudah Manajemen File
August 9, 2025By
Apakah Beras Oplosan Juga Disebabkan Karena Kualitas Beras di Indonesia Buruk?
August 3, 2025By

Prestasi

Husein Qiyamuddin Sabet Juara 2 Pencak Silat Malang Championship 5
August 10, 2025By
Aris Buktikan Mahasiswa Kupu-Kupu Bisa Jadi Wisudawan Terbaik
July 29, 2025By
Roby, Mahasiswa Agroteknologi Umsida, Raih Juara 2 Pomprov Jatim 2025 Cabang Jujitsu
June 9, 2025By
Perjuangan Dua Bulan Terbayar, Rifqi Juara Tiga Kyorugi Senior U-58
June 7, 2025By
Mahasiswa Teknik Mesin Umsida Raih Medali Perunggu Taekwondo di Pomprov III Jawa Timur 2025
June 5, 2025By
Dosen Teknik Industri Umsida Raih Gelar Doktor dari ITS, Siap Kontribusi dalam Pengembangan Riset dan Pendidikan
May 29, 2025By
Dr Lukman Hudi Raih Gelar Doktor, Berkontribusi dalam Pengembangan Agroindustri Berkelanjutan
April 30, 2025By
Dr Atikha Sidhi Cahyana Raih Gelar Doktor, Kontribusi Besar untuk Pengelolaan Food Waste di Perkotaan
April 24, 2025By