Evaluasi Postur Pekerja untuk Mengurangi Risiko Cedera pada Pekerja Industri Sepatu

Fst.umsida.ac.id – Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), bersama dosen pembimbing Atikha Sidhi Cahyana, bertujuan menganalisis risiko cedera akibat postur kerja pada industri kecil pembuat sepatu bordir. Penelitian ini dilakukan di UMKM XYZ dan dipublikasikan dalam jurnal Prozima Vol. 5 No. 1 Tahun 2021.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quick Exposure Check (QEC), metode evaluasi sederhana yang menilai risiko dari dua sudut pandang: pekerja dan pengamat. Penelitian ini menjadi penting karena aktivitas manual yang dilakukan berulang-ulang dalam waktu lama berpotensi menimbulkan gangguan muskuloskeletal.

 

Pengumpulan dan Evaluasi Data Menggunakan Nordic Body Map dan QEC

Ilustrasi: AI

Tahapan awal penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner Nordic Body Map kepada sepuluh pekerja di enam stasiun kerja yang berbeda, antara lain mesin plong, mesin pres, mesin jahit, pengamplasan, pengeleman, dan mesin blendes. Skor keluhan pada bagian tubuh dinilai berdasarkan skala Likert untuk mengidentifikasi area yang paling sering mengalami rasa sakit atau tidak nyaman.

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner, ditemukan beberapa bagian tubuh yang mengalami risiko tinggi, seperti punggung, bahu, pinggang, pantat, dan pergelangan tangan. Penilaian lanjutan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner QEC baik kepada pengamat maupun operator untuk menilai postur tubuh saat bekerja, termasuk faktor-faktor seperti frekuensi gerakan, beban yang diangkat, serta durasi aktivitas.

Hasil Perhitungan Exposure Score Menunjukkan Risiko Cedera Tinggi

Setiap stasiun kerja dianalisis untuk mendapatkan exposure score, yang dihitung berdasarkan kombinasi berbagai faktor risiko. Nilai ini kemudian digunakan untuk menentukan tingkat paparan risiko menggunakan rumus standar QEC.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa seluruh stasiun kerja memiliki tingkat risiko di atas batas aman, yaitu antara 59% hingga 90%. Empat stasiun kerja dengan nilai paparan tertinggi adalah mesin plong (90%), mesin press (82%), pengeleman (74%), dan mesin blendes (78%). Angka-angka ini mengindikasikan bahwa perubahan sistem kerja dan fasilitas sangat diperlukan.

Perancangan Ulang Fasilitas Berdasarkan Data Antropometri

Setelah tahap evaluasi risiko, dilakukan perancangan ulang fasilitas menggunakan pendekatan data antropometri pekerja. Pengukuran meliputi tinggi badan, jangkauan tangan, tinggi siku, dan lebar bahu. Nilai persentil ke-50 digunakan sebagai dasar desain agar fasilitas dapat digunakan oleh pekerja dengan berbagai variasi postur tubuh.

Perancangan ulang mencakup perubahan dimensi dudukan mesin dan posisi kerja. Contohnya, pada stasiun mesin plong dilakukan penyesuaian tinggi meja menjadi 60 cm dengan kursi setinggi 55 cm, disesuaikan dengan jangkauan tangan sebesar 76 cm. Sementara itu, pada stasiun mesin press, posisi kerja diubah dari duduk ke berdiri untuk meningkatkan keleluasaan gerak.

Dampak Usulan Perbaikan terhadap Risiko Cedera dan Produktivitas Para Perkerja

Ilustrasi: AI

Usulan perbaikan fasilitas kerja ditujukan untuk menurunkan nilai exposure level di bawah 40%, yang merupakan ambang batas risiko ergonomis. Dengan fasilitas yang sesuai postur tubuh pekerja, risiko cedera akibat postur yang tidak ergonomis dapat diminimalkan. Selain itu, perubahan ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan kerja, mengurangi kelelahan, dan mendorong peningkatan produktivitas.

Penerapan perbaikan ini menjadi langkah nyata dalam penerapan prinsip ergonomi di lingkungan UMKM, yang selama ini seringkali luput dari perhatian. Penelitian ini sekaligus menjadi contoh bagaimana pendekatan ilmiah sederhana dapat memberikan dampak langsung terhadap kesehatan dan kinerja tenaga kerja di industri kecil.

Sumber: Jurnal Prozima Vol. 5 No. 1, Juni 2021 – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo”

Penulis: Uba

Bertita Terkini

Arak-arakan Meriah Warnai Closing Ceremony Fortama FST Umsida 2025
September 30, 2025By
Fortama FST 2025 Hadirkan Konsep Baru, 584 Mahasiswa Baru Tunjukkan Kreativitas
September 28, 2025By
Sertijab Gubernur dan Wakil Gubernur Periode 2025/2026 FST Umsida Tandai Regenerasi Kepemimpinan
September 19, 2025By
Mahasiswa Mesin Lulus Kuliah 7 Semester, Lewat Skema HKI Desain Mesin Bakso
September 15, 2025By
Pojok Statistik Umsida Terima Kunjungan BPS RI untuk Tingkatkan Layanan Statistik
September 13, 2025By
Umsida dan BPS Gelar Ngulik 16.0 Bahas Isu Lingkungan dan Pengelolaan Sampah
September 12, 2025By
Tri Mahendra Mahasiswa Umsida Raih Medali di Kejuaraan Taekwondo Indonesia Expo Battle Piala DPR RI 2025
September 6, 2025By
Pelatihan Koding untuk Guru SMK Muhammadiyah Sumberrejo Bojonegoro
August 29, 2025By

Prestasi

Dosen Teknik Industri Umsida Raih Gelar Doktor dari ITS, Siap Kontribusi dalam Pengembangan Riset dan Pendidikan
September 25, 2025By
Perjuangan Dini Oktabiyanti Mahasiswa Umsida Berbuah Juara di Kejuaraan Pencak Silat Nasional
September 7, 2025By
Nauval Akhiri Perjalanan Pencak Silat dengan Medali Emas di Kejuaraan Kanjuruhan Fighter 2025
September 2, 2025By
Husein Qiyamuddin Sabet Juara 2 Pencak Silat Malang Championship 5
August 10, 2025By
Aris Buktikan Mahasiswa Kupu-Kupu Bisa Jadi Wisudawan Terbaik
July 29, 2025By
Roby, Mahasiswa Agroteknologi Umsida, Raih Juara 2 Pomprov Jatim 2025 Cabang Jujitsu
June 9, 2025By
Perjuangan Dua Bulan Terbayar, Rifqi Juara Tiga Kyorugi Senior U-58
June 7, 2025By
Mahasiswa Teknik Mesin Umsida Raih Medali Perunggu Taekwondo di Pomprov III Jawa Timur 2025
June 5, 2025By