Fst.umsida.ac.id – Gangguan Kecemasan merupakan emosi yang umum terjadi ketika seseorang menghadapi stres atau tantangan hidup sehari-hari. Namun, kecemasan yang berlebihan dan berlangsung lama dapat berkembang menjadi gangguan kecemasan, yang sering kali sulit diatasi tanpa bantuan ahli. Penelitian terkini oleh para akademisi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menawarkan solusi inovatif melalui aplikasi berbasis web bernama Moodlify. Aplikasi ini dirancang untuk membantu deteksi dini gangguan kecemasan dengan memanfaatkan metode Naïve Bayes.
Gangguan kecemasan adalah salah satu masalah kesehatan mental yang signifikan di masyarakat. Perasaan cemas yang biasanya normal dalam menghadapi tekanan, bisa menjadi gangguan serius ketika berlangsung terus-menerus tanpa sebab yang jelas. Data dari survei Global Health Data Exchange tahun 2017 menunjukkan bahwa lebih dari 27,3 juta orang di Indonesia menghadapi masalah kejiwaan, dengan gangguan kecemasan sebagai salah satu yang dominan, mencapai 8,4 juta kasus.
Peran teknologi dalam membantu deteksi dini sangat penting, terutama di era digital saat ini. Media sosial sering kali memperburuk kondisi kecemasan dengan menciptakan perasaan isolasi, ketidakberhargaan, dan stigma sosial. Di tengah situasi ini, aplikasi seperti Moodlify hadir sebagai solusi berbasis teknologi untuk membantu masyarakat mendeteksi tanda-tanda kecemasan dengan mudah dan cepat.
Baca Juga: Sekolah Pusat Keunggulan: Umsida FST Terima Hibah SMK PK untuk Pendampingan
Moodlify – Teknologi Berbasis Naïve Bayes untuk Gangguan Kecemasan
Moodlify adalah aplikasi berbasis web yang dirancang untuk mendeteksi kecemasan. Dengan memanfaatkan metode Naïve Bayes, aplikasi ini memprediksi kemungkinan seseorang mengalami kecemasan berdasarkan data gejala yang diinputkan. Keunggulan utama metode Naïve Bayes adalah kemampuan untuk menghasilkan prediksi akurat meskipun data pelatihan terbatas. Dalam pengembangan Moodlify, tingkat akurasi model mencapai 81%, menjadikannya alat yang andal dalam membantu pengguna memahami kondisi mental mereka.
Tidak seperti sistem lain yang sering kali memiliki opsi input gejala terbatas, Moodlify menawarkan lima tingkatan input yang lebih fleksibel. Hal ini memungkinkan pengguna mendapatkan hasil yang lebih presisi sesuai dengan kondisi mereka. Proses diagnosis juga dilakukan secara instan melalui antarmuka yang intuitif, memudahkan siapa saja untuk menjalankan tes gangguan kecemasan kapan saja.
Proses Pengembangan dan Pengujian Moodlify
Pengembangan Moodlify dilakukan melalui beberapa tahapan sistematis:
- Pengumpulan Data: Data gejala gangguan kecemasan diperoleh melalui wawancara dengan psikolog dan survei pada responden mahasiswa dan masyarakat umum.
- Desain Sistem: Tahapan ini mencakup pembuatan kerangka kerja, seperti flowchart, use case diagram, dan desain database untuk memetakan alur kerja aplikasi.
- Pengujian: Moodlify diuji menggunakan metode Black-box untuk memeriksa keakuratan fungsionalitas aplikasi, serta User Acceptance Testing (UAT) untuk mengevaluasi tingkat kepuasan pengguna. Hasil pengujian menunjukkan bahwa aplikasi berhasil memenuhi kebutuhan pengguna dengan tingkat kepuasan mencapai 91%.
Selain itu, aplikasi ini dirancang responsif sehingga dapat diakses melalui perangkat apa pun, mulai dari smartphone hingga laptop. Fitur ini memastikan kenyamanan dan fleksibilitas bagi pengguna dalam menjalankan tes kapan saja dan di mana saja.
Arah Pengembangan dan Implikasi bagi Kesehatan Mental
Moodlify bukan hanya sekadar aplikasi, tetapi juga menjadi langkah penting dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental. Dengan fitur-fitur seperti halaman hasil tes, riwayat tes, dan informasi tentang tipe gangguan kecemasan, aplikasi ini memberikan edukasi sekaligus membuka jalan bagi pengguna untuk memahami pentingnya mencari bantuan profesional jika diperlukan.
Potensi aplikasi ini untuk dikembangkan lebih lanjut sangat besar. Selain deteksi gangguan kecemasan, Moodlify dapat diperluas untuk mencakup diagnosis gangguan mental lainnya, seperti depresi atau stres pascatrauma. Dengan pengembangan lanjutan, Moodlify dapat menjadi bagian dari solusi digital dalam sistem kesehatan nasional, mendukung layanan kesehatan mental yang lebih luas dan terjangkau.
Dalam jangka panjang, Moodlify dapat berkontribusi pada pengurangan stigma terhadap gangguan mental. Dengan memberikan akses mudah dan anonim untuk tes kesehatan mental, aplikasi ini membantu individu merasa lebih nyaman untuk berbicara tentang kondisi mereka dan mencari solusi yang tepat.
Baca Juga: Tim Abdimas Umsida Gelar Pelatihan Pengembangan dan Pengelolaan Website untuk IGABA Kab Sidoarjo
Dengan inovasi seperti Moodlify, teknologi membuktikan perannya sebagai alat yang efektif dalam menangani isu kesehatan mental yang kompleks. Aplikasi ini tidak hanya membantu mendeteksi kecemasan secara dini, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental. Dengan desain yang intuitif, metode akurat, dan dukungan teknologi terkini, Moodlify menjadi pionir dalam mendukung masyarakat menuju kesejahteraan mental yang lebih baik.
Jurnal: DETEKSI DINI GANGGUAN KECEMASAN MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES
Sumber: Jurnal, Freepik
Penulis: Ifa