Fst.umsida.ac.id – Ketertarikan pada dunia memasak mengantarkan Dwi Rahmawati Anjani, mahasiswi Program Studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), meraih prestasi membanggakan sebagai wisudawan terbaik Fakultas Sains dan Teknologi (FST).
Anjani berhasil menyelesaikan studi dalam waktu 3 tahun 10 bulan dengan raihan IPK 3,93, sekaligus menunjukkan konsistensi dan kedisiplinan selama masa perkuliahan.
“Menjadi wisudawan terbaik merupakan momen yang sangat membahagiakan dan membanggakan. Saya merasa usaha, waktu, dan konsistensi saya selama kuliah benar-benar terbayar. Selain itu, saya merasakan syukur yang besar kepada keluarga dan dosen-dosen yang selalu mendukung,” ungkap Anjani.
Fokus pada Perkuliahan dan Pengembangan Diri

Berbeda dengan banyak mahasiswa yang aktif di berbagai organisasi, Anjani memilih untuk tidak mengikuti organisasi kemahasiswaan selama studi. Keputusan itu bukan karena tidak tertarik, tetapi karena ia ingin memusatkan perhatian sepenuhnya pada perkuliahan dan penguatan keterampilan pribadi.
“Selama studi di Umsida, saya tidak mengikuti organisasi atau kegiatan ekstrakurikuler. Saya memilih untuk fokus pada perkuliahan dan pengembangan keterampilan pribadi di bidang yang saya minati, terutama memasak dan teknologi pangan,” tuturnya.
Tanpa harus membagi waktu dengan pekerjaan maupun organisasi, Anjani bisa menyusun ritme belajar yang teratur. Ia memanfaatkan waktunya untuk memahami materi, mengerjakan tugas dengan baik, dan memperdalam ilmu yang relevan dengan dunia pangan.
“Karena saya tidak bekerja dan tidak berorganisasi, saya dapat memusatkan perhatian sepenuhnya pada perkuliahan dan tugas-tugas akademik selama masa studi,” tambahnya.
Baca Juga: Wisudawan Terbaik FST Umsida Tri Ayu Widiana Raih IPK Hampir Sempurna
Strategi Belajar Anjani: Mulai Tugas Lebih Awal dan Konsultasi Dosen
Capaian akademik Anjani tidak datang secara instan. Ia menerapkan strategi belajar yang terencana, mulai dari mengelola waktu, memahami materi, hingga menjalin komunikasi yang baik dengan dosen.
“Untuk mendapatkan hasil terbaik, saya selalu mengerjakan tugas tepat waktu dan memastikan saya memahami materinya. Saya biasanya memulai tugas lebih awal, mencari referensi yang relevan, serta berkonsultasi dengan dosen apabila ada hal yang kurang dipahami,” jelasnya.
Ia juga terbiasa membuat catatan dan merencanakan waktu pengerjaan secara sistematis. Pendekatan ini membantunya menghindari kebiasaan menunda dan membuat proses belajar lebih efektif. Bagi Anjani, tugas bukan sekadar kewajiban, tetapi juga sarana untuk melatih cara berpikir dan mengasah kemampuan akademik.
Hobi Memasak yang Selaras dengan Teknologi Pangan
Salah satu hal yang membuat perjalanan kuliah Anjani terasa menyenangkan adalah karena bidang yang ia pelajari sangat dekat dengan hobinya, yaitu memasak. Bagi Anjani, memasak bukan sekadar aktivitas sehari-hari, melainkan cara mengekspresikan kreativitas sekaligus menerapkan ilmu yang dipelajarinya.
“Hobi saya adalah memasak. Memasak menjadi cara saya mengekspresikan kreativitas, mencoba hal-hal baru, serta mengasah keterampilan yang juga relevan dengan jurusan Teknologi Pangan,” ujarnya.
Praktikum di laboratorium, kesempatan membuat produk pangan, dan pengalaman langsung dalam pengolahan makanan menjadi momen favoritnya selama kuliah di Umsida. Interaksi dengan dosen yang inspiratif dan teman-teman yang suportif juga menambah semangatnya.
“Saya merasa bersemangat karena bisa mempelajari hal-hal yang dekat dengan hobi saya, yaitu memasak dan dunia pangan. Praktikum di laboratorium, kesempatan membuat produk makanan, serta interaksi dengan dosen yang inspiratif menjadi sumber semangat besar bagi saya selama kuliah,” imbuhnya.
Suka Duka Perkuliahan dan Pesan untuk Mahasiswa Umsida

Selama menempuh studi, Anjani merasakan banyak pengalaman berharga. Ia sangat menikmati suasana belajar di Umsida, terutama ketika teori dapat langsung diaplikasikan dalam praktik pembuatan produk pangan.
“Saya sangat menikmati suasana belajar di Umsida, terutama ketika bisa mengaplikasikan teori ke dalam praktik seperti pembuatan produk pangan. Teman-teman yang suportif juga membuat perjalanan kuliah lebih menyenangkan,” tuturnya.
Namun demikian, perjalanan tersebut juga diwarnai tantangan. Tugas yang menumpuk dan praktikum yang menuntut ketelitian tinggi menjadi ujian tersendiri. “Tantangan terbesar adalah ketika menghadapi banyak tugas dalam waktu bersamaan atau praktikum yang membutuhkan persiapan dan ketelitian tinggi. Namun, semua itu menjadi pengalaman berharga yang membentuk kedisiplinan saya,” tambahnya.
Di akhir, Anjani menyampaikan pesan kepada mahasiswa Umsida agar memanfaatkan masa kuliah sebaik mungkin. “Saya menyarankan mahasiswa untuk mengatur waktu dengan baik, aktif mencari ilmu di luar kelas, dan tidak ragu bertanya ketika menghadapi kesulitan. Konsistensi dan komitmen adalah kunci. Selain itu, penting untuk menjaga kesehatan, tetap bersemangat, dan menikmati proses belajar, karena masa kuliah adalah kesempatan emas untuk berkembang,” tutupnya.

















