Fst.umsida.ac.id – Program Studi Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FST Umsida) menggelar kegiatan yang mengusung kolaborasi internasional, kali ini dengan fokus pada peningkatan kemampuan menulis jurnal ilmiah berkualitas. Diruang Rapat Kampus 2 pada, Jumat (14/11/2025).
Bertajuk “Writing for Scopus Indexed Journals”, pelatihan literasi digital ini diadakan sebagai bagian dari Informatika Visiting Lecture, yang melibatkan partisipan dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung serta peserta dari Kazakhstan.
Pemateri Utama Kupas Strategi Penulisan Artikel Ilmiah yang Siap Tembus Scopus
Pelatihan ini dibuka dengan sambutan dari Ibu Ade Eviyanti S Kom M Kom, Kepala Program Studi Informatika Umsida, yang menyatakan pentingnya pelatihan seperti ini untuk meningkatkan kemampuan menulis ilmiah, terutama di tingkat internasional.
Namun, perhatian utama dari kegiatan ini adalah materi yang disampaikan oleh Rifqi Syamsul Fuadi, S T M Kom, dosen Teknik Informatika UIN Sunan Gunung Jati Bandung dan Managing Editor dari Jurnal Online Informatika (JOIN), yang terindeks Scopus.
Struktur Artikel Ilmiah: dari Abstrak hingga Kesimpulan yang Memenuhi Standar Internasional

Dalam sesi pemaparan materi, Rifqi membahas berbagai aspek penting dalam penulisan artikel ilmiah yang dapat diterima di jurnal internasional, khususnya yang terindeks Scopus.
Ia memulai dengan menjelaskan struktur dasar artikel ilmiah, yang terdiri dari bagian-bagian utama seperti abstrak, pendahuluan, metode, hasil, diskusi, dan kesimpulan.
Rifqi menekankan bahwa setiap bagian tersebut harus memiliki tujuan yang jelas dan memenuhi standar kualitas yang tinggi.
1. Abstrak yang Informatif dan Jelas
Rifqi menjelaskan bahwa abstrak adalah bagian pertama yang dibaca oleh editor dan reviewer jurnal. Oleh karena itu, abstrak harus memberikan gambaran singkat namun jelas tentang latar belakang, tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan penelitian.
Ia mengingatkan peserta untuk tidak hanya mencantumkan tujuan penelitian, tetapi juga mengungkapkan novelty atau kebaruan penelitian yang menjadi kontribusi utama.
“Abstrak adalah iklan pertama artikel Anda. Jika abstrak Anda tidak menarik atau tidak jelas, artikel Anda kemungkinan besar akan ditolak. Pastikan untuk menyampaikan nilai tambah penelitian dengan jelas,” ujar Rifqi.
2. Menulis Pendahuluan yang Menarik dan Relevan
Dalam pendahuluan, Rifqi mengajak peserta untuk menyoroti pentingnya gap penelitian yang ada dan bagaimana penelitian mereka dapat mengisi kekosongan tersebut.
Ia menyarankan agar penulis mengutip penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, namun juga menekankan bahwa bagian ini harus mampu memikat pembaca untuk terus melanjutkan membaca artikel.
“Pendahuluan adalah tempat Anda untuk mengungkapkan kenapa penelitian ini penting. Tanpa pemaparan yang menarik, pembaca mungkin akan kehilangan minat,” tambah Rifqi.
3. Metode yang Terperinci dan Replikasi yang Mudah
Di bagian metode, Rifqi menggarisbawahi pentingnya kejelasan dalam menjelaskan teknik penelitian yang digunakan. Ia menekankan bahwa metodologi harus cukup terperinci sehingga penelitian tersebut dapat direplikasi oleh orang lain.
Selain itu, pemilihan metode yang sesuai dengan tujuan penelitian sangat penting untuk mendapatkan hasil yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
“Jika metode Anda tidak jelas, hasilnya akan diragukan. Pastikan bahwa penelitian Anda dapat diulang oleh orang lain dengan prosedur yang Anda jelaskan,” tegas Rifqi.
4. Penyajian Hasil yang Objektif dan Jelas
Pada bagian hasil, Rifqi mengingatkan peserta untuk hanya menyajikan data secara objektif dan tanpa interpretasi.
Penggunaan gambar, grafik, dan tabel untuk memperjelas temuan penelitian sangat dianjurkan, selama tidak berlebihan dan tetap relevan dengan penelitian.
“Bagian hasil adalah tempat untuk menunjukkan apa yang Anda temukan. Hindari menyelipkan interpretasi atau kesimpulan di bagian ini,” ujar Rifqi.
5. Diskusi yang Kritis dan Membuka Perspektif Baru
Rifqi juga memberikan tips mengenai bagian diskusi, di mana penulis harus mampu memberikan analisis yang mendalam terhadap hasil penelitian dan membandingkannya dengan temuan-temuan sebelumnya.
Ia menekankan pentingnya kritik konstruktif terhadap metodologi yang digunakan serta kelemahan-kelemahan penelitian untuk memberikan ruang bagi penelitian selanjutnya.
“Diskusi adalah tempat untuk menunjukkan keunikan dan kontribusi penelitian Anda terhadap pengetahuan yang sudah ada. Jangan takut untuk mengkritik hasil Anda sendiri, itu akan membuat penelitian Anda lebih kredibel,” tambahnya.
6. Kesimpulan yang Ringkas dan Padat
Terakhir, Rifqi menyarankan agar bagian kesimpulan tidak hanya mengulang hasil penelitian, tetapi juga memberikan saran atau rekomendasi yang relevan bagi pembaca atau peneliti lain yang ingin melanjutkan studi lebih lanjut.
“Kesimpulan harus memuat pesan yang jelas dan ringkas. Jangan hanya mengulang hasil, tetapi beri pandangan tentang bagaimana penelitian Anda dapat digunakan dalam aplikasi nyata,” jelas Rifqi.
Pentingnya Orisinalitas dan Penggunaan Tools Digital dalam Menjaga Integritas Akademik
Selain membahas struktur artikel ilmiah, Rifqi juga menekankan pentingnya orisinalitas dalam penulisan artikel ilmiah.
Dalam dunia akademik, plagiarisme adalah pelanggaran serius, dan oleh karena itu, ia merekomendasikan penggunaan alat pengecekan plagiarisme seperti Turnitin atau Grammarly untuk memastikan bahwa artikel yang dikirimkan bebas dari unsur plagiasi.
Plagiarisme tidak hanya merusak reputasi Anda sebagai penulis, tetapi juga menghancurkan kredibilitas jurnal tempat Anda mempublikasikan artikel. Pastikan artikel Anda bebas dari plagiasi,” tegas Rifqi.
Tips Memilih Jurnal yang Tepat agar Peluang Publikasi Lebih Tinggi

Rifqi juga memberikan panduan praktis tentang pemilihan jurnal. Ia mengajarkan peserta untuk memahami karakteristik jurnal, termasuk scope dan focus jurnal tersebut, dan memastikan artikel yang mereka kirimkan sesuai dengan pedoman dan template jurnal.
Rifqi menyarankan agar penulis membaca dengan seksama instruksi penulisan jurnal sebelum mengirimkan artikel mereka, untuk menghindari kesalahan teknis yang dapat menyebabkan artikel ditolak.
“Pilih jurnal yang tepat, pahami instruksi mereka, dan kirimkan artikel Anda sesuai dengan pedoman yang ada,” tambah Rifqi.
Penulis: Annifa Umma’yah Bassiroh
















