Studi Perbandingan Pewarna Alami dan Sintetis dalam Meningkatkan Kualitas Gula Kapas

Fst.umsida.ac.id – Penelitian yang dilakukan Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FST Umsida), yang dilakukan oleh dosen A Miftakhurrohmat, bertujuan untuk mengkaji pengaruh perbandingan antara pewarna sintetis dan pewarna alami berbahan dasar bunga rosella terhadap kualitas dan karakteristik gula kapas.

Kajian ini menjadi penting di tengah tren peningkatan kesadaran konsumen terhadap keamanan pangan dan preferensi terhadap bahan alami.

Penelitian ini diselenggarakan selama tiga bulan di dua laboratorium utama, yaitu Laboratorium Pengembangan Produk dan Laboratorium Analisa Pangan Fakultas Pertanian Umsida. Riset ini menguji tujuh perlakuan kombinasi pewarna, termasuk kontrol tanpa pewarna, serta variasi proporsi pewarna sintetis dan alami.

Kandungan Kimia Gula Kapas Dipengaruhi Komposisi Pewarna

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis dan proporsi pewarna yang digunakan memiliki pengaruh yang sangat nyata terhadap kadar sukrosa, glukosa, dan fruktosa dalam gula kapas. Semakin tinggi proporsi pewarna alami rosella yang digunakan, semakin tinggi kadar glukosa dan fruktosa, serta menurunnya kadar sukrosa.

Peningkatan kadar glukosa dan fruktosa terjadi karena pewarna rosella mengandung senyawa asam alami yang mempercepat proses hidrolisis sukrosa. Perlakuan dengan hanya pewarna sintetis menghasilkan kadar sukrosa lebih tinggi dan glukosa lebih rendah, sedangkan perlakuan hanya dengan pewarna rosella menunjukkan kadar sukrosa terendah namun glukosa dan fruktosa tertinggi.

Pengaruh Pewarna terhadap Volume dan Ketahanan Gula Kapas

Selain kandungan kimia, volume pengembangan dan ketahanan gula kapas juga dipengaruhi oleh jenis pewarna. Gula kapas yang tidak diberi pewarna menunjukkan volume pengembangan terbesar dan ketahanan terbaik, baik di dalam maupun di luar kemasan plastik.

Penambahan pewarna—terutama rosella—menurunkan volume dan ketahanan produk. Hal ini disebabkan oleh sifat higroskopis dan kohesi glukosa serta fruktosa yang tinggi akibat peningkatan senyawa gula sederhana. Semakin tinggi kadar monosakarida, semakin cepat pula penyerapan air dari udara, sehingga produk cepat menyusut, terutama jika disimpan dalam kondisi terbuka.

Analisis Sensorik Menunjukkan Preferensi Warna Sintetis

Uji organoleptik menunjukkan bahwa pewarna sintetis memiliki keunggulan dalam menghasilkan warna yang lebih mencolok dan menarik bagi panelis. Perlakuan dengan 12 ml pewarna sintetis tanpa rosella (P1) memperoleh skor kesukaan tertinggi pada aspek warna.

Namun demikian, untuk parameter rasa, aroma, dan tekstur, perlakuan kontrol (tanpa pewarna) tetap memperoleh penilaian terbaik. Hal ini mengindikasikan bahwa penambahan pewarna, baik sintetis maupun alami, meskipun mempercantik tampilan produk, tidak serta merta meningkatkan aspek sensori lain, bahkan dalam beberapa perlakuan menurunkannya.

Pewarna Alami Rosella Berpotensi Sebagai Substitusi

Rosella diketahui mengandung antosianin, pigmen merah alami dari kelompok flavonoid, yang bisa dijadikan pewarna alami makanan. Namun, proses pemanasan selama pembuatan gula kapas dapat menurunkan intensitas warna rosella, sehingga pada beberapa perlakuan, hasil warnanya kurang menarik dibandingkan pewarna sintetis.

Meski demikian, rosella tetap memberikan kontribusi terhadap kualitas kesehatan produk, karena kandungan antioksidannya yang tinggi. Dalam konteks keberlanjutan dan keamanan pangan, rosella menjadi alternatif penting dalam upaya pengurangan penggunaan zat aditif sintetis pada makanan anak-anak seperti gula kapas.

Perlakuan Terbaik Berasal dari Kombinasi Tertentu

Penelitian ini menyimpulkan bahwa perlakuan terbaik secara keseluruhan adalah tanpa penambahan pewarna, baik alami maupun sintetis. Namun, dari semua perlakuan yang menggunakan pewarna, kombinasi 8 ml pewarna sintetis dengan 16 g rosella dinilai sebagai perlakuan terbaik kedua berdasarkan nilai efektivitas dari seluruh parameter yang diuji.

Kombinasi tersebut mampu menghasilkan gula kapas dengan keseimbangan antara kualitas warna, kandungan kimia, ketahanan, dan penerimaan sensorik oleh panelis.

Sumber: Jurnal “Pengaruh perbandingan antara pewarna sintetis dan pewarna alami berbahan dasar bunga rosella terhadap kualitas dan karakteristik gula kapas.”

Penulis: Uba

Bertita Terkini

Pojok Statistik Umsida Peringkat 7 Nasional Berkat Kolaborasi dan Dedikasi
March 25, 2025By
BEM FST Umsida Tebar Kebahagiaan di Panti Asuhan Istiqomah Sidoarjo
March 24, 2025By
Bedah Riset Keamanan Pangan Keluarga dan Anak di Sidoarjo
March 14, 2025By
Pemanfaatan Teknologi ColdFusion dalam Pembuatan Web Deteksi Gejala Penyakit
March 10, 2025By
Revolusi Pendidikan Chat GPT AI dan Dampaknya pada Kurikulum Teknik Sipil
March 9, 2025By
11 Hukum Strategi Branding Efektif untuk Membangun Merek yang Kuat di Era Digital
March 8, 2025By
Makanan Tren Pangan Masa Depan dan Adaptasi Teknologi Pangan dengan Permintaan Pasar
March 6, 2025By
Kerja di Dunia Teknik Industri: Mengenal Jurusan dan Peluang Karier
March 4, 2025By

Prestasi

Pojok Statistik Umsida Peringkat 7 Nasional Berkat Kolaborasi dan Dedikasi
March 25, 2025By
Berangkat Bawa Diri, Pulang Bawa Piala: Tim Tafana Juara 3 LKTIN di Instiper Yogyakarta
February 5, 2025By
Warek 1 Sekaligus Dosen Teknik Industri Umsida, Prof Dr Hana Catur Wahyuni, Resmi Raih Gelar Guru Besar
December 19, 2024By
Yudisium FST Umsida: Prestasi Gemilang dengan IPK Tertinggi Fakultas dan Program Studi
October 16, 2024By
Jenggolo Team UMSIDA: Perjalanan Penuh Semangat dalam Kompetisi Mobil Hemat Energi
March 6, 2024By
IMEI Creativity: Melaju Gemilang di Sirkuit Ancol, Namun Drama Kegagalan Mewarnai Perjalanan Menuju Puncak!
March 6, 2024By
Persembahan Gemilang: Tim IMEI Umsida Memborong Prestasi di Kompetisi Mobil Listrik Internasional Shell Eco Marathon 2023
March 5, 2024By
Prestasi Gemilang Tim Pencak Silat Umsida di Pomprov Jatim 2023: Raih Emas dan Perunggu, Masuk Posisi Ke-8 dari 108 Universitas
January 12, 2024By