Fst.umsida.ac.id – Penelitian yang dilakukan oleh Agus Miftakhurrohmat, Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), bersama dosen pembimbing Dr Sutarman, mengkaji pengaruh penggunaan mikroba Bacillus subtilis dan Trichoderma sp. sebagai biofertilizer terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai varietas Detam.
Penelitian ini dipublikasikan dalam prosiding E3S Web of Conferences Vol. 232 Tahun 2021 dan disampaikan dalam forum ilmiah International Conference on Agriculture and Rural Development (IConARD).
Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia, namun produktivitasnya masih rendah terutama pada lahan kering yang minim bahan organik dan aktivitas mikrobiologis. Penelitian ini hadir sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan pendekatan hayati menggunakan mikroba menguntungkan.
Bacillus subtilis dan Trichoderma sp. dipilih karena memiliki kemampuan meningkatkan kualitas tanah serta mempercepat pertumbuhan tanaman melalui perannya di zona perakaran.
Perlakuan Mikrobial Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Kedelai
Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan faktor perlakuan yaitu pemberian Bacillus subtilis dan Trichoderma sp., baik secara tunggal maupun kombinasi. Total terdapat empat perlakuan utama yang diuji terhadap pertumbuhan kedelai varietas Detam. Masing-masing perlakuan diulang empat kali untuk memastikan hasil yang akurat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi Bacillus subtilis dan Trichoderma sp. memberikan hasil terbaik dalam hal pertumbuhan vegetatif kedelai. Parameter yang diukur meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, bobot kering batang, dan bobot kering akar. Semua parameter menunjukkan peningkatan yang signifikan pada tanaman yang mendapat perlakuan kombinasi dibandingkan dengan kontrol (tanpa mikroba) maupun perlakuan tunggal.
Perlakuan kombinasi juga menunjukkan hasil konsisten sejak awal pengamatan (14 hari setelah tanam) hingga akhir periode pengamatan (35 hari setelah tanam). Hal ini menunjukkan bahwa interaksi sinergis antara Bacillus subtilis dan Trichoderma sp. mampu mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan tanaman secara stabil.
Peningkatan Signifikan pada Variabel Pertumbuhan Vegetatif
Pada pengamatan hari ke-35, tinggi tanaman pada perlakuan kombinasi tercatat mencapai lebih dari 10% lebih tinggi dibanding kontrol. Diameter batang meningkat sebesar 16%, dan luas daun bertambah sekitar 20%. Bobot kering batang dan akar juga menunjukkan peningkatan lebih dari dua kali lipat dibanding tanaman tanpa perlakuan mikroba.
Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa mikroba tersebut bukan hanya mempercepat pertumbuhan awal, tetapi juga mendukung pembentukan struktur tanaman yang lebih kokoh dan optimal. Efek ini diperoleh dari kemampuan mikroba meningkatkan ketersediaan unsur hara di sekitar akar, memperbaiki struktur tanah, dan menstimulasi produksi hormon pertumbuhan alami.
Trichoderma Sp Mendukung Perkembangan Populasi Bacillus subtilis
Salah satu temuan menarik dalam penelitian ini adalah interaksi antara kedua mikroba yang menunjukkan sifat saling mendukung. Dalam media tanam yang mendapat perlakuan kombinasi, populasi Bacillus subtilis lebih tinggi dibandingkan perlakuan tunggal. Populasi Bacillus subtilis mencapai 4,43×10¹¹ CFU per gram tanah saat diberikan bersama Trichoderma sp., lebih tinggi dibandingkan 4,05×10¹¹ CFU saat diberikan sendiri.
Hal ini menunjukkan bahwa Trichoderma sp. tidak bersifat antagonis terhadap Bacillus subtilis, melainkan mendukung keberlanjutannya di tanah. Trichoderma membantu dalam proses dekomposisi bahan organik sehingga menyediakan kondisi mikro yang lebih stabil dan kaya nutrisi, yang pada akhirnya memperkuat populasi mikroba lainnya di zona akar.
Efektivitas Biofertilizer terhadap Kebutuhan Lahan Marginal
Penggunaan biofertilizer berbasis Bacillus subtilis dan Trichoderma sp. membuka peluang baru dalam optimalisasi pertanian di lahan marginal, khususnya di lahan kering yang kekurangan unsur hara. Dengan memanfaatkan mikroba tanah alami, petani dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan.
Biofertilizer jenis ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperbaiki struktur tanah dan menjaga keseimbangan mikrobiologi tanah. Aplikasi rutin dalam sistem tanam kedelai dinilai dapat meningkatkan hasil panen sekaligus menjaga kualitas lingkungan jangka panjang.
Penggunaan mikroba sebagai agens hayati juga mendukung sistem pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pendekatan ini sejalan dengan arah kebijakan nasional untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan pupuk kimia dan mendorong penggunaan teknologi hayati di sektor pertanian.
Penutup dan Implikasi Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Agus Miftakhurrohmat dan Sutarman menunjukkan bahwa kombinasi Bacillus subtilis dan Trichoderma sp. memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan vegetatif kedelai varietas Detam. Hasil yang dicapai memperkuat pemahaman bahwa sinergi antar mikroba dapat meningkatkan efektivitas biofertilizer.
Aplikasi biofertilizer kombinasi ini direkomendasikan sebagai solusi praktis dan efisien untuk mendukung peningkatan hasil pertanian di lahan yang kurang subur. Penelitian ini juga membuka peluang bagi pengembangan formulasi biofertilizer baru dengan mempertimbangkan interaksi antar mikroba yang saling mendukung.
Sumber: Jurnal “pengaruh penggunaan mikroba Bacillus subtilis dan Trichoderma sp. sebagai biofertilizer terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai varietas Detam.”
Penulis: Uba