Fst.umsida.ac.id – Dalam upaya meningkatkan produktivitas padi secara berkelanjutan dan ramah lingkungan, peneliti dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) telah mengembangkan metode inovatif berbasis biofertilizer dan jamur entomopatogen.
Studi yang dilakukan menunjukkan bahwa kombinasi Trichoderma asperellum, Beauveria bassiana, dan Metarhizium anisopliae dapat meningkatkan pertumbuhan padi serta mengurangi serangan hama penggerek batang yang selama ini menjadi ancaman bagi petani.
Permasalahan Produksi Padi dan Ancaman Hama
Ilsutrasi: AI
Produksi padi di Indonesia terus menghadapi tantangan besar, salah satunya adalah penurunan luas panen akibat serangan hama dan penurunan kesuburan tanah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen padi mengalami penurunan sebesar 141,95 ribu hektar atau 1,33% dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu penyebab utama adalah serangan hama penggerek batang (Scirpophaga sp.), yang menyebabkan kehilangan hasil panen yang signifikan.
Selama ini, penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintetis menjadi solusi utama bagi petani. Namun, dampak negatifnya terhadap lingkungan semakin terlihat, termasuk pencemaran tanah, air, dan munculnya resistensi hama terhadap pestisida. Oleh karena itu, solusi berbasis hayati menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Penelitian Biofertilizer dan Jamur Entomopatogen
Tim peneliti dari Umsida yang terdiri dari Sutarman, Antika D. Anggreini, Andriani E. Prihatiningrum, dan Agus Miftahurrohmat melakukan penelitian untuk menguji efektivitas penggunaan Trichoderma asperellum sebagai biofertilizer serta Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae sebagai agen pengendali hayati terhadap pertumbuhan padi dan serangan hama penggerek batang.
Penelitian dilakukan di lahan pertanian di Desa Sewor, Kecamatan Sukorame, Kabupaten Lamongan, yang dikenal sebagai daerah endemik hama penggerek batang. Studi ini menggunakan metode split plot design, dengan kombinasi perlakuan sebagai berikut:
- Perlakuan utama: Dengan dan tanpa aplikasi Trichoderma asperellum.
- Subperlakuan: Tanpa jamur entomopatogen, dengan Beauveria bassiana, dan dengan Metarhizium anisopliae.
Setiap perlakuan diulang empat kali, dan data dianalisis menggunakan ANOVA dan uji HSD pada tingkat kepercayaan 5%.
Hasil Penelitian: Peningkatan Pertumbuhan dan Ketahanan Padi
Ilsutrasi: AI
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi biofertilizer dan jamur entomopatogen memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan padi dan perlindungan terhadap hama penggerek batang. Beberapa temuan utama dari studi ini meliputi:
- Peningkatan Jumlah Anakan
- Kombinasi Trichoderma asperellum dengan Beauveria bassiana meningkatkan jumlah anakan maksimum sebesar 39,53%.
- Kombinasi Trichoderma asperellum dengan Metarhizium anisopliae meningkatkan jumlah anakan maksimum sebesar 46,51%.
- Penurunan Intensitas Serangan Hama
- Penggunaan Beauveria bassiana menurunkan intensitas serangan hama sebesar 39,53% pada 56 hari setelah tanam (HST).
- Metarhizium anisopliae menunjukkan efektivitas yang lebih tinggi, dengan penurunan serangan hama hingga 46,51% pada 56 HST.
- Peningkatan Hasil Produksi
- Jumlah malai maksimum meningkat 15,76% dengan Beauveria bassiana dan 13,34% dengan Metarhizium anisopliae.
- Berat gabah per rumpun meningkat 21,66% dengan Beauveria bassiana dan 17,33% dengan Metarhizium anisopliae.
Implikasi dan Manfaat bagi Petani
Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan biofertilizer dan jamur entomopatogen dapat menjadi solusi inovatif dalam meningkatkan produksi padi sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia dan pestisida sintetis. Beberapa manfaat utama yang dapat diperoleh petani dari penerapan metode ini adalah:
- Meningkatkan hasil panen secara signifikan.
- Mengurangi dampak lingkungan akibat penggunaan bahan kimia sintetis.
- Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama secara alami.
- Menjaga keseimbangan ekosistem tanah dengan meningkatkan aktivitas mikroba bermanfaat.
Dengan hasil penelitian ini, petani di Indonesia memiliki opsi yang lebih ramah lingkungan dalam mengelola pertanian mereka. Penerapan teknologi berbasis hayati ini diharapkan dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan nasional sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Penerapan Trichoderma asperellum sebagai biofertilizer, bersama dengan Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae sebagai agen pengendali hayati, terbukti meningkatkan pertumbuhan padi dan ketahanannya terhadap hama penggerek batang. Dengan hasil yang menjanjikan ini, metode berbasis hayati dapat menjadi solusi pertanian masa depan yang berkelanjutan.
Penelitian ini merupakan bagian dari Program Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek RI. Diharapkan hasil penelitian ini dapat segera diterapkan secara luas dalam praktik pertanian di Indonesia untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Sumber: Jurnal
Penulis: Uba