Fst.umsida.ac.id – Buah naga merah selama ini dikenal sebagai buah yang kaya akan kandungan antioksidan, vitamin, dan pigmen alami betasianin. Namun, daya tahan buah ini tergolong singkat, hanya sekitar sepuluh hari setelah dipanen. Hal ini seringkali menyebabkan buah naga yang tidak segera dikonsumsi menjadi rusak dan terbuang.
Melihat kondisi tersebut, sekelompok peneliti dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) menawarkan inovasi berupa pengolahan buah naga merah menjadi minuman segar dengan metode osmosis. Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah buah naga sekaligus menciptakan minuman sehat yang diminati masyarakat. Dengan inovasi ini, buah naga yang selama ini hanya dikonsumsi segar kini memiliki daya tahan lebih lama serta nilai ekonomis yang meningkat.
Baca Juga: Guest Lecturer: Prof Lee Sang Soek Bahas Inovasi Teknologi Sensor Air
Mengenal Metode Osmosis dalam Pengolahan Buah
Salah satu metode pengolahan yang mulai diperkenalkan adalah metode osmosis. Metode ini dilakukan dengan merendam potongan buah dalam larutan gula dengan berbagai konsentrasi, sehingga terjadi proses plasmolisis yang membuat air dan komponen buah keluar secara alami melalui membran semi-permeabel.
Metode ini dinilai lebih sehat karena tidak memerlukan bahan kimia tambahan, serta mampu menjaga kandungan gizi dan pigmen alami dalam buah naga merah. Teknik ini menjadi jawaban atas kebutuhan produk pangan yang aman dan alami di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat. Dengan metode ini, rasa dan nutrisi buah tetap terjaga sehingga menghasilkan minuman yang segar dan menyehatkan.
Keunggulan Daya Tarik Minuman Buah Naga Osmosis
Minuman hasil metode osmosis ini tidak hanya memperpanjang masa simpan buah naga, tetapi juga memberikan nilai tambah dalam bentuk produk minuman yang memiliki cita rasa khas serta warna yang menarik secara alami. Produk ini mampu bersaing di tengah maraknya minuman kemasan di pasaran karena menawarkan keunikan rasa buah naga asli.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap konsumsi minuman sehat, inovasi ini berpotensi menjadi produk unggulan. Cita rasa segar dan warna merah alami dari betasianin buah naga menjadi nilai lebih yang menjadikan produk ini mampu menarik perhatian konsumen. Warna alami tanpa pewarna sintetis menjadi daya tarik tersendiri karena konsumen kini cenderung memilih produk dengan bahan-bahan alami.
Langkah-Langkah Pembuatan Minuman Buah Naga
Proses pembuatan minuman sari buah naga merah dengan metode osmosis terbilang sederhana namun memerlukan ketelitian. Potongan buah naga merah direndam dalam larutan sukrosa dengan konsentrasi yang bervariasi, yaitu 25%, 50%, dan 75%. Lama waktu perendaman juga berbeda-beda, mulai dari 12 jam, 24 jam, hingga 36 jam.
Setelah proses perendaman selesai, larutan hasil osmosis diencerkan empat kali lipat, dipasteurisasi pada suhu 65°C selama 15 menit, kemudian disaring dan dikemas dalam botol plastik untuk disimpan dalam lemari pendingin. Produk ini kemudian melalui uji organoleptik untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap warna, aroma, dan rasa minuman yang dihasilkan.
Rasa Alami Buah Naga Jadi Favorit Panelis
Dari hasil penelitian yang dilakukan, kombinasi lama waktu osmosis 24 jam dengan konsentrasi sukrosa 50% menghasilkan minuman dengan penilaian terbaik. Panelis menilai warna minuman tergolong menarik, aroma cukup disukai, dan rasa yang dihasilkan cenderung seimbang antara manis dan segar khas buah naga merah.
Keunggulan rasa alami menjadi daya tarik utama dari produk ini. Penggunaan sukrosa dalam jumlah yang tepat tidak hanya berfungsi sebagai pengawet alami, tetapi juga memperkaya cita rasa buah naga tanpa menghilangkan kesegaran dan kandungan nutrisinya. Rasa manis yang tidak berlebihan membuat produk ini cocok dikonsumsi semua kalangan.
Dukungan Pasar dan Dampak Lingkungan
Keberhasilan penelitian ini membuka peluang besar untuk pengembangan bisnis minuman fungsional berbasis buah lokal. Minuman sari buah naga merah dengan metode osmosis bisa menjadi produk unggulan yang menyasar pasar minuman sehat, mulai dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Konsumen kini semakin selektif dalam memilih produk, sehingga minuman berbasis bahan alami akan lebih diminati.
Selain itu, proses pengolahan menggunakan metode osmosis tergolong ramah lingkungan karena tidak membutuhkan bahan kimia tambahan. Hal ini juga mampu mengurangi limbah pertanian akibat buah yang tidak terjual, sehingga berdampak positif terhadap keberlanjutan sektor pertanian. Pengolahan ini juga bisa menjadi solusi bagi petani untuk meningkatkan nilai ekonomi hasil panennya.
Baca Juga: Pemantauan Faktor Manusia untuk Meningkatkan Iklim Keselamatan pada Proyek Konstruksi
Harapan Pengembangan dan Kolaborasi
Dengan dukungan riset yang lebih mendalam, diversifikasi rasa, serta kolaborasi dengan pelaku usaha lokal, minuman sari buah naga merah berpotensi menjadi produk yang mampu bersaing di pasar nasional hingga internasional. Produk ini bukan sekadar minuman segar, tetapi juga merupakan langkah inovatif dalam mengangkat potensi lokal menjadi produk bernilai tinggi di kancah industri pangan sehat.
Diharapkan, inovasi ini mampu menginspirasi para pelaku UMKM dan petani untuk lebih kreatif dalam mengembangkan produk olahan buah lokal. Dengan demikian, sektor pertanian dan industri pangan di Indonesia bisa semakin maju dan mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional.
Sumber: Jurnal, Freepik, AI Ilustrator
Penulis: Uba