Efek Kombinasi Ectomycorrhizal Fungi, Mikoriza, dan Trichoderma harzianum pada Pertumbuhan Bibit Cengkeh

Fst.umsida.ac.id – Penelitian inovatif dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menunjukkan potensi fungi mikoriza ektomikoriza dan Trichoderma harzianum dalam meningkatkan performa bibit cengkeh, terutama pada lahan kering marginal.

Peningkatan Ketahanan Tanaman dengan Simbiosis Mutualisme

Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) adalah salah satu komoditas strategis yang memiliki nilai ekonomi tinggi di sektor pertanian Indonesia. Namun, banyak perkebunan cengkeh menghadapi masalah serius akibat usia tanaman yang tua, kurangnya ketersediaan air, rendahnya kesuburan tanah, serta ancaman penyakit yang menyerang sistem akar.

Penelitian yang dilakukan oleh Sutarman dan tim Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menawarkan solusi berbasis bioteknologi melalui penggunaan fungi mikoriza ektomikoriza dan Trichoderma harzianum. Mikoriza dikenal sebagai fungi yang membentuk simbiosis mutualisme dengan akar tanaman, membantu meningkatkan penyerapan nutrisi seperti fosfor dan nitrogen. Selain itu, mikoriza juga meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kondisi lingkungan yang kurang optimal, seperti kekeringan.

Di sisi lain, Trichoderma harzianum merupakan fungi dengan sifat biofertilizer sekaligus agen biokontrol. Fungi ini tidak hanya mendukung pertumbuhan tanaman melalui produksi metabolit sekunder dan fitohormon, tetapi juga mampu menekan perkembangan patogen tanaman seperti Fusarium dan Rhizoctonia. Kombinasi kedua fungi ini menawarkan pendekatan inovatif untuk regenerasi tanaman cengkeh, khususnya pada tahap awal pertumbuhan.

Metode Eksperimen dengan Pendekatan Faktorial Mikoriza

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi dan rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Dengan desain percobaan acak lengkap faktorial, dua faktor utama yang diuji adalah aplikasi fungi mikoriza (dengan dan tanpa mikoriza) serta aplikasi Trichoderma harzianum (dengan dan tanpa Trichoderma). Penelitian dilakukan dengan empat kali pengulangan, menghasilkan total 16 unit percobaan.

Bibit cengkeh diinokulasi dengan mikoriza ektomikoriza yang diisolasi dari akar tanaman cengkeh di daerah Trenggalek. Setelah dua minggu, media tanam juga diberi suspensi Trichoderma harzianum yang telah dikulturkan selama 10 hari. Parameter yang diamati meliputi jumlah daun, luas daun, diameter batang, panjang akar, berat akar, serta intensitas infeksi mikoriza pada akar.

Hasil menunjukkan bahwa kombinasi aplikasi fungi memberikan efek signifikan pada peningkatan jumlah daun, luas daun, dan intensitas infeksi akar. Sebagai contoh, perlakuan dengan kombinasi mikoriza dan Trichoderma (T1M1) meningkatkan intensitas infeksi mikoriza hingga 63,13%, dibandingkan dengan 0% pada perlakuan kontrol (T0M0).

Namun, efek pada tinggi tanaman dan diameter batang tidak signifikan selama delapan minggu pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa fungi bekerja lebih pada tahap awal membangun sistem akar yang sehat, yang akan memberikan dampak positif pada pertumbuhan jangka panjang.

Kesimpulan dan Implikasi untuk Produksi Bibit Cengkeh

Penelitian ini memberikan bukti bahwa kombinasi fungi mikoriza dan Trichoderma harzianum mampu meningkatkan parameter penting seperti jumlah daun, luas daun, dan intensitas infeksi akar pada bibit cengkeh. Mikoriza, dengan peran utamanya dalam meningkatkan penyerapan nutrisi, bekerja sinergis dengan Trichoderma yang berperan sebagai biofertilizer dan pelindung tanaman dari serangan patogen.

Dari sisi pertanian, temuan ini memberikan peluang besar bagi regenerasi tanaman cengkeh di lahan marginal yang sering mengalami keterbatasan air dan kesuburan tanah. Dengan mengadopsi metode ini, petani dapat meningkatkan keberhasilan pertumbuhan bibit cengkeh, menghasilkan tanaman yang lebih sehat dan produktif.

Keberhasilan aplikasi ini juga dapat diterapkan pada komoditas tanaman lainnya, seperti kopi, kakao, atau tanaman hortikultura lainnya. Selain meningkatkan efisiensi pertanian, pendekatan ini ramah lingkungan karena mengurangi ketergantungan pada pupuk dan pestisida kimia sintetis.

Selain itu, dampak jangka panjangnya sangat menjanjikan bagi ketahanan pangan dan keberlanjutan ekosistem pertanian Indonesia. Dengan meningkatnya produktivitas bibit cengkeh, Indonesia dapat memperkuat posisi sebagai salah satu eksportir cengkeh terbesar di dunia.

Dukungan Penelitian untuk Pertanian Berkelanjutan

Penelitian ini didukung oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang menyediakan fasilitas laboratorium dan pendanaan untuk pelaksanaan eksperimen. Temuan ini tidak hanya memberikan solusi teknis bagi petani tetapi juga mendorong inovasi lebih lanjut dalam penggunaan agen hayati untuk pertanian berkelanjutan.

Untuk memastikan hasil ini dapat diadopsi secara luas, diperlukan pelatihan bagi petani dan uji coba lebih lanjut di lapangan. Penelitian lanjutan juga penting untuk memahami bagaimana fungi ini dapat bekerja pada berbagai jenis tanah dan tanaman lainnya.

Dengan pendekatan berbasis penelitian, Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan daya saing produk pertaniannya di pasar global sambil menjaga keberlanjutan lingkungan. Kombinasi fungi dan Trichoderma harzianum adalah salah satu langkah penting menuju pertanian modern yang berkelanjutan dan berbasis teknologi.

Bertita Terkini

Pentingnya Deteksi Masker Wajah di Era Moderen
December 20, 2024By
Perjalanan Panjang Prof Dr Ir Sutarman MP Dari Keluarga Sederhana hingga Meraih Gelar Guru Besar
December 18, 2024By
Generasi Peduli Pangan: Workshop Umsida Tingkatkan Kesadaran Konsumsi Halal dan Aman
December 16, 2024By
Energi Hijau: Sinergi UMSIDA dan BRIN dalam Penelitian Terbarukan
December 12, 2024By
Deteksi Dini Gangguan Kecemasan dengan Aplikasi Moodlify: Solusi Berbasis Naïve Bayes
December 9, 2024By
Tim Abdimas Umsida Gelar Pelatihan Pengembangan dan Pengelolaan Website untuk IGABA Kab Sidoarjo
December 6, 2024By
Inovasi Baru: Alat Deteksi Kematangan Pepaya Berbasis Arduino
December 4, 2024By
Tanaman Sawi Pagoda: Solusi Pupuk Organik untuk Hasil Panen Maksimal
December 3, 2024By

Prestasi

Warek 1 Sekaligus Dosen Teknik Industri Umsida, Prof Dr Hana Catur Wahyuni, Resmi Raih Gelar Guru Besar
December 19, 2024By
Yudisium FST Umsida: Prestasi Gemilang dengan IPK Tertinggi Fakultas dan Program Studi
October 16, 2024By
Jenggolo Team UMSIDA: Perjalanan Penuh Semangat dalam Kompetisi Mobil Hemat Energi
March 6, 2024By
IMEI Creativity: Melaju Gemilang di Sirkuit Ancol, Namun Drama Kegagalan Mewarnai Perjalanan Menuju Puncak!
March 6, 2024By
Persembahan Gemilang: Tim IMEI Umsida Memborong Prestasi di Kompetisi Mobil Listrik Internasional Shell Eco Marathon 2023
March 5, 2024By
Prestasi Gemilang Tim Pencak Silat Umsida di Pomprov Jatim 2023: Raih Emas dan Perunggu, Masuk Posisi Ke-8 dari 108 Universitas
January 12, 2024By
Tim Punakawan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) Juara Kompetisi Nasional Robotik Antar-Universitas di UIN Sunan Gunung Djati
December 18, 2023By